Membandingkan Sikap Kesatria Gus Miftah, Publik Menunggu Reaksi Gentle Kepala Jubir Presiden Prabowo

oleh -338 Dilihat
GUS MIFTAH
Miftah Maulana Habiburahman (Gus Miftah).

KabarBaik.co- Bak bola salju, sorotan dan kecaman terhadap Kepala Kantor Komunikasi Kepresidena RI Hasan Nasbi terus menggelinding. Belakangan, sorotan terasa semakin nyaring. Postingan tagar Hasan Nasbi di media sosial X (Twitter) pun sampai Sabtu (22/3) sore, telah mencapai belasan ribu.

Kecaman dari Koalisi Masyarakat Sipil, misalnya. Kumpulan beberapa organisasi hak asasi manusia dan demokrasi itu menilai pernyataan Hasan Nasbi tidak pantas diucapkan oleh pejabat negara.

’’Pernyataan tersebut cenderung merendahkan, tidak patut disampaikan oleh seorang kepala Kantor Komunikasi Presiden. Selain tidak berempati, juga melanggar prinsip kebebasan pers.” Demikian pernyataam Koalisi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/3).

kabarbaik lebaran

Koalisi juga meminta agar Presiden RI Prabowo Subianto untuk tidak mendiamkan pernyataan tersebut. Sebab, menurut mereka, pernyataan Hasan berpotensi mengandung unsur kebencian. Ungkapannya itu seolah menyepelekan sebuah terror dan terasa mengusik hak rasa aman seseorang, terutama jurnalis dalam kerja-kerja jurnalistik.

’’Bukannya menyampaikan setidaknya sikap keperihatinan terhadap teror tersebut, (pernyataannya) justru seakan mendukung tindakan teror tersebut,’’ lanjut Koalisi Masyarakat Sipil.

Kontroversi bermula saat Hasan Nasbi ditanya sejumlah wartawan tentang teror kepala babi ke kantor media nasional Tempo. Ternyata, reaksi Hasan sangat tidak terduga. Betapa tidak, ia menyarankan agar kepala babi itu dimasak saja. ’’Udah, dimasak aja,’’ ujarnya dalam video yang viral, Jumat (21/3).

Sorotan terhadap sikap Hasan Nasbi juga disampaikan Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu. ’’Di saat seseorang dan sebagian besar masyarakat terluka atau bahkan mulai ketakutan atas peristiwa pengiriman kepala babi, jubir (juru bicara) malah merespons sebagai peristiwa candaan,’’ kata Ninik dilansir Tempo.

Ninik juga menyinggung posisi Hasan saat mengeluarkan pernyataan itu sebagai juru bicara kepresidenan. Menurut Ninik, pernyataan Hasan itu secara tidak langsung merupakan pengejawantahan sikap presiden sebagai kepala pemerintah dan sebagai kepala negara. ’’Kalau itu ditujukan pada penggiat pers, apa iya jubir pemerintah sudah tidak punya respect pada kerja-kerja pers sebagai pilar demokrasi?’’ tanya Ninik.

Tidak hanya sekali ini Hasan memicu kontroversi publik. Sebelumnya, cuitan Hasan di akun X miliknya, juga menjadi pergunjingan di media sosial. Dalam unggahan tersebut, Hasan menyinggung adanya provokasi dan narasi bohong terkait Revisi Undang-Undang (UU) TNI yang disebarkan oleh sekelompok orang. Hasan bahkan mempertanyakan perlunya permintaan maaf dari pihak-pihak yang dianggap menyebarkan informasi tidak benar.

’’Setelah konpers (konferensi pers, Red) di DPR barusan, apakah berlebihan jika kita meminta orang-orang yang ngaku sebagai intelektual, influencer, serta para aktifis, yang sudah menyebarkan provokasi dan narasi bohong soal RUU TNI agar meminta maaf?” tulis Hasan dalam cuitannya melalui akun @NasbiHasan.

Pernyataan Hasan itu dibuat pada Senin (17/3), pukul 11.34 WIB. ‘’Kalau mereka nggak minta maaf, sebaiknya kita sebut sebagai apa?’’ lanjut Hasan. Namun, tidak lama setelah diunggah, ternyata Hasan menghapus cuitan tersebut.

Tak pelak, unggahan Hasan itu mengundang reaksi luas. Termasuk dari Fedi Nuril, aktor Film Ayat-Ayat Cinta. Melalui akun X pribadinya, Fedi mempertanyakan alasan Hasan menghapus cuitan tersebut. ’’Kenapa cuitan ini dihapus, Bang @NasbiHasan? @pco_ri @Uki23,” tulis Fedi Nuril sekaligus menyertakan akun resmi Kantor Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia serta Jubir Kepresidenan Dedek Prayudi.

‘’Apakah Anda sebagai kepala Komunikasi Presiden menyesal telah menuduh pengkritik RUU TNI menyebarkan provokasi dan narasi bohong sehingga buzzer2 berdatangan ke akun saya?’’ lanjut Fedi Nuril.

Fedi juga menyoroti kalimat ancaman yang terdapat dalam cuitan Hasan Nasbi. Dia menilai, cara komunikasi yang digunakan oleh rezim saat ini sangat memalukan. “Atau apakah Anda sebagai kepala Komunikasi Presiden menyesal telah menulis bentuk kalimat ancaman? @pco_ri @NasbiHasan @Uki23,’’ tambahnya.

‘’Kalau mereka nggak minta maaf, sebaliknya kita sebut sebagai apa?’’ Saya ulang. cara komunikasi rezim ini sangat memalukan,’’ sambung Fedi.

Perilaku Hasan Nasbi itupun menambah banyak para pembantu Presiden Prabowo Subianto yang bikin blunder atau kontroversi ke publik. Kondisi demikian, boleh jadi makin menggerus tingkat kepercayaan masyarakat pada pemerintah. Terlebih, di tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja.

Sementara itu, sejumlah kalangan pun membandingkan sikap Hasan Nasbi dengan Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah). Mereka menilai Gus Miftah lebih kesatria dan bertanggungjawab atas pernyataannya. Setelah melontarkan pernyataan  ‘’bodoh’’ kepada penjual es teh saat berceramah, Gus Miftah langsung datang ke rumah penjual es teh itu untuk meminta maaf.

Tidak hanya itu, Gus Miftah juga mengumrahkan penjual es teh beserta keluarga. Setelah itu, Gus Miftah pun memilih mundur dari jabatannya sebagai salah seorang utusan khusus Presiden Prabowo Subianto. Kini, publik pun menunggu sikap Hasan Nasbi, apakah bakal meminta maaf dan mundur seperti dilakukan Gus Miftah?  (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News



No More Posts Available.

No more pages to load.