OJK Beri Relaksasi Buyback Tanpa RUPS untuk Redam Gejolak IHSG

oleh -241 Dilihat
ojk
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon, Inarno Djayadi (tengah) di sela konferensi pers hybrid menyikapi penurunan IHSG sejak September2024. (tangkapan layar)

KabarBaik.co – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan kebijakan yang mengizinkan perusahaan terbuka (Tbk) melakukan pembelian kembali saham (buyback) tanpa melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kebijakan ini diterbitkan menyusul anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga lebih dari 6 persen pada Selasa (18/3).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menjelaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk mengurangi gejolak di pasar saham domestik yang tengah mengalami tekanan signifikan.

“Sejak September 2024, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia menunjukkan tren penurunan yang signifikan. IHSG tercatat turun sebesar 1.682 poin atau minus 21,28 persen,” ujar Inarno dalam konferensi pers secara daring, Rabu (19/3).

OJK memberikan fleksibilitas bagi perusahaan terbuka untuk melakukan buyback tanpa persetujuan RUPS sesuai dengan ketentuan Pasal 7 Peraturan OJK (POJK) No. 13 Tahun 2023. Namun, pelaksanaan buyback tetap harus mematuhi POJK No. 29 Tahun 2023 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka.

“Kami berharap kebijakan ini dapat memberikan sinyal positif ke pasar dan memberikan fleksibilitas kepada perusahaan terbuka untuk mengurangi tekanan harga saham,” tambahnya.

Inarno menegaskan bahwa kebijakan serupa sebelumnya juga pernah diterapkan OJK dalam situasi pasar yang bergejolak, seperti pada 2013, 2015, dan 2020 saat pandemi Covid-19. Kebijakan ini dinilai efektif dalam memberikan fleksibilitas bagi emiten untuk menstabilkan harga saham dan meningkatkan kepercayaan investor.

Penurunan tajam IHSG pada Selasa (18/3) menjadikannya indeks saham dengan pelemahan terdalam di kawasan Asia. IHSG terkoreksi 420,97 poin atau 6,58 persen ke level 6.046 pada pukul 11.49 WIB. Kondisi ini sangat kontras dengan indeks saham utama lainnya di Asia, yang justru mengalami penguatan.

Indeks Nikkei 225 di Jepang, misalnya, naik 1,44 persen, sementara indeks saham di Malaysia (KLSE) dan Singapura (STI) masing-masing meningkat 1,04 persen dan 1 persen. Akibat volatilitas yang tinggi, Bursa Efek Indonesia sempat menghentikan sementara perdagangan (trading halt) untuk meredam tekanan di pasar.

Kebijakan relaksasi buyback tanpa RUPS diharapkan menjadi langkah strategis untuk menjaga stabilitas pasar saham Indonesia di tengah ketidakpastian global.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.