Pemerataan Pendidikan di Sidoarjo Belum Merata, 10 Ribu Anak Tercatat Tak Sekolah

oleh -139 Dilihat
WhatsApp Image 2025 10 25 at 12.11.29 PM
ilustrasi anak tidak sekolah (ATS) di Sidoarjo

KabarBaik.co – Di tengah gencarnya program pemerataan pendidikan nasional, Sidoarjo justru menghadapi kenyataan pahit. Sebanyak 10.457 anak tercatat sebagai Anak Tidak Sekolah (ATS) berdasarkan data Verval Pusdatin Kemendikbudristek tahun 2025.

Dari jumlah itu, 4.340 anak (41%) belum pernah sekolah, 3.504 anak (34%) putus di tengah jalan, dan 2.613 anak (25%) berhenti setelah lulus tanpa melanjutkan ke jenjang berikutnya.

Tiga kecamatan mencatat jumlah ATS tertinggi, yakni Taman (1.203 anak), Waru (1.112 anak), dan Sidoarjo (964 anak). Ketiganya menyumbang hampir 40 persen dari total ATS di kabupaten ini.

Aktivis pendidikan Sidoarjo, Badruzaman, menilai situasi tersebut sebagai darurat pendidikan yang tak bisa dibiarkan.

“Lebih dari sepuluh ribu anak kehilangan hak dasarnya untuk belajar. Ini tragedi sosial, bukan sekadar angka statistik,” ujarnya, Sabtu (25/10).

Menurut Badruzaman, sebagian besar ATS berasal dari keluarga kurang mampu dan tinggal di wilayah dengan akses pendidikan terbatas. Banyak dari mereka harus membantu ekonomi keluarga sejak usia dini.

Ia mendesak agar pemerintah daerah dan pusat segera turun tangan. “Presiden Prabowo harus hadir memberi solusi. Anak-anak ini tidak boleh menjadi generasi yang dilupakan,” tegasnya.

Fenomena ini menunjukkan bahwa masalah pendidikan tidak hanya terjadi di pedalaman, tetapi juga di kawasan urban dan industri seperti Sidoarjo. Padahal, kabupaten ini dikenal sebagai salah satu penopang ekonomi utama Jawa Timur.

Badruzaman memperingatkan, tanpa langkah nyata, Sidoarjo berisiko kehilangan satu generasi produktif di masa depan. “Kalau sekarang saja tak bisa sekolah, nanti kita menanggung beban sosial yang jauh lebih berat,” katanya.

Ia juga menilai pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi persoalan ini, mulai dari pemerintah, dunia usaha, hingga lembaga sosial. Pendidikan, katanya, tidak boleh menjadi korban ketimpangan pembangunan.

Di balik kemajuan ekonomi dan pembangunan infrastruktur, masih ada 10 ribu mimpi kecil yang tertinggal di sudut-sudut Sidoarjo. Mereka menanti kesempatan untuk belajar karena pendidikan bukan hanya hak, tapi juga napas masa depan bangsa. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Achmad Adi Nurcahya
Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.