KabarBaik.co – Beberapa hari lalu tanaman hias yang diproduksi warga lokal Desa Sidomulyo, Kota Batu, tengah berhasil merambah peminat luar negeri. Bahkan, bunga hias dengan nama Song of India itu dipasarkan di pasar bunga desa tersebut. Banyak turis yang datang membeli hingga diekspor ke luar negeri.
Kondisi tersebut berbeda dengan saat ini. Pengusaha budidaya tanaman hias tersebut mulai mengeluhkan sepi peminatnya. Apalagi pasar lokal. Hal itu diungkapkan Febriko Ivan Kusumayani. Menurutnya, dalam kurun dua tahun ini dia mengalami penurunan penjualan hingga sempat mengurangi jumlah karyawan.
“Kondisi pasar tanaman hias sebenarnya loyo. Sekarang bisa dua pekan hanya sekali kirim bunga luar kota. Padahal sebelumnya bisa empat kali,” ujar warga Desa Sidomulyo, Kecamatan/Kota Batu itu.
Febriko mengungkapkan, dalam kondisi tersebut dia harus memutar otak supaya usahanya tetap jalan. “Kalau dihitung sampai tahun ini, penurunan mungkin sampai 70 persen. Dulu pekerja ada delapan, lalu tinggal dua, sekarang baru bisa nambah lagi,” ujarnya.
Kendati demikian, tahun ini dia merasa diuntungkan karena ada yang tengah milirik pasar ekspor. Meski ada keterbatasan bahasa saat berkomunikasi, tetapi peluang potensinya sangat besar.
Selain itu, dia merasa kelemahan pengusaha lokal kalau melirik pasar ekspor maka perlu dibimbing. ”Dibantu, diedukasi, persyaratan apa saja. Selama ini saya mencari sendiri. Artinya pemerintah perlu edukasi pengusaha supaya bisa ekspor,” harap dia.
Untuk diketahui, dalam ekspor terbaru, Febri mampu menjual 3.500 batang Song of India dengan nilai sekitar Rp150 juta. Dia berharap pemerintah membimbing mereka agar usahanya semakin berkembang.
“Ya, diantaranya untuk mengurus badan hukum, izin, hingga proses promosi. Selain itu, untuk mendukung geliat pasar lokal, pemerintah daerah perlu melibatkan dan memanfaatkan potensi pengusaha lokal,” tandas dia. (*)






