KabarBaik.co – Dalam rangka memperingati Hari Museum Indonesia yang jatuh pada 12 Oktober 2025, Museum Daerah Kabupaten Gresik “Sunan Giri” menggelar serangkaian kegiatan edukatif dan budaya sepanjang bulan Oktober.
Perayaan ini bukan sekadar seremoni. Melainkan, ajakan untuk kembali menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap museum sebagai sumber pengetahuan, identitas dan pelestarian budaya.
Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparekrafbudpora) Gresik Saifudin Ghozali, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang agar museum menjadi ruang publik yang hidup dan dekat dengan masyarakat.
“Kami ingin museum tidak hanya menjadi tempat penyimpanan benda bersejarah, tapi juga ruang belajar yang menyenangkan, interaktif, dan menginspirasi,” ujar Ghozali, Kamis (23/10).
Salah satu agenda utama yang paling dinantikan adalah workshop pembuatan Damar Kurung pada 29 Oktober 2025 di Museum Kanjeng Sepuh Sidayu. Kegiatan ini akan diikuti oleh siswa-siswi dari empat sekolah dasar di Kecamatan Sidayu.
Yakni MI Kanjeng Sepuh Ngawen, SDN 269 Sidomulyo Sidayu, SDN 268 Sedagaran Sidayu, dan SDN 266 Raci Tengah Sidayu. Melalui workshop tersebut, para peserta diajak mengenal lebih dekat seni tradisional Damar Kurung.
Damar Kurung asalah lentera khas Gresik yang tidak hanya indah secara visual. Akan tetapi juga mengandung pesan moral dan kearifan lokal yang kuat.
Tak berhenti di situ, kemeriahan juga akan berlanjut di Museum Kanjeng Sepuh Sidayu yang menjadi tuan rumah lomba menyanyi tingkat taman kanak-kanak se-Kecamatan Sidayu pada 30 Oktober 2025. Suara riang anak-anak diharapkan menambah semarak suasana sekaligus menumbuhkan rasa cinta terhadap warisan budaya sejak dini.
Rangkaian kegiatan ini menjadi bentuk nyata sinergi antara pelestarian budaya, pendidikan dan hiburan. Selain dari pemerintah daerah, dukungan kegiatan juga hadir dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Museum Kementerian Kebudayaan RI.
Dengan pendekatan kreatif dan partisipatif, Disparekrafbudpora Gresik berharap momentum Hari Museum Indonesia dapat memperkuat peran museum sebagai jantung kebudayaan daerah tempat masyarakat belajar, berekspresi, dan bangga akan identitasnya sendiri.(*)
