KabarBaik.co – Puluhan petani di Dusun Tunggul, Desa Tunggorono, Kecamatan Jombang menggelar aksi protes pada Sabtu (22/2). Mereka merasa tanah Gogol mereka diserobot oleh pengembang perumahan.
“Jalan ini bukan hak warga keseluruhan, tapi haknya gogol yang punya tanah sepanjang jalan ini. Karena yang membangun, membuat orang petani, kalau di sini yang dinamakan Gogol,” ucap Kusnan kepada wartawan di lokasi aksi.
Menurut Kusnan, sebelum tahun 2000 jalan usaha tani yang dibangun oleh petani Gogol memiliki lebar sekitar 1 meter. Petani Gogol secara swadaya melebarkan dan memperbaiki jalan tersebut agar dapat dilalui kendaraan pengangkut hasil panen.
“Ini swadaya kami sendiri yang melebarkan, dan kita uruk supaya akses untuk minimal kendaraan kecil bisa masuk untuk mengangkut hasil panen,” ungkapnya.
Menurut mereka; pengembang perumahan membangun jalan untuk kepentingan perumahan tanpa melibatkan petani Gogol dalam musyawarah.
“Pihak Gogol jika belum ada penyelesaian secara jelas, akan menutup akses jalan perumahan. Kami sudah melakukan lobi, aksi, dan ini aksi kedua,” bebernya.
Petani Gogol meminta komunikasi yang baik dengan pengembang terkait penggunaan jalan. Mereka terbuka terhadap kompensasi yang wajar dari pengembang. Jika tidak ada penyelesaian, mereka akan menutup akses jalan perumahan.
Menanggapi protes tersebut
Kepala Desa Tunggorono, Didik Dwi Mulyawan, mengatakan bahwa jalan tidak boleh diklaim milik Gogol.
“Saya menjembatani, dan mengupayakan kompensasi, karena dari awal mereka mengatasnamakan warga mau dan diberikan kompensasi Rp 150 juta untuk disampaikan warga per wuwung rata tanpa perbedaan,” ujar Didik.
Pihak pengembang telah beritikad baik dan menawarkan kompensasi sebesar Rp 150 juta. Namun, petani Gogol menolak kompensasi tersebut karena merasa tidak dihargai. Kepala Desa akhirnya memfasilitasi mediasi antara pengembang dan petani Gogol.
“Kami temui warga, saya menghubungi pengembang dipertemukan dengan pengembang. Ada sebanyak 29 orang Gogol di kantor Desa Tunggorono,” pungkasnya.(*)