KabarBaik.co – Gerakan menurunkan angka stunting di Gresik memasuki babak baru. Ketua Tim Penggerak PKK Gresik, Nurul Haromaini Akhmad Yani, mempromosikan Program Bunda Permata dalam acara Gerakan Posyandu Aktif Mendukung Percepatan Penurunan Stunting yang digelar dalam rangka TMMD ke-124 Tahun Anggaran 2025.
Dalam sambutannya di Balai Desa Banter, Kecamatan Benjeng, Selasa (27/5), Nurul menyampaikan bahwa ibu-ibu Forkopimda akan menjadi Bunda Permata atau orang tua asuh bagi anak-anak dan balita di Kabupaten Gresik.
“Saya berterima kasih kepada seluruh ibu-ibu Forkopimda yang hadir. Saya diberitahu bahwa nantinya mereka akan menjadi Bunda Permata bagi anak-anak dan balita di Gresik,” ujarnya.
Nurul menegaskan bahwa keikutsertaan para istri pejabat dalam program ini bukan semata karena status mereka. “Kami hadir bukan semata karena istri seorang pejabat. Ini soal kebermanfaatan bagi orang-orang yang membutuhkan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Nurul menjelaskan bahwa Program Bunda Permata tidak hanya diperuntukkan bagi istri pejabat. Siapa pun dapat mendaftar dan berperan sebagai orang tua asuh dalam upaya menekan angka stunting di Gresik.
“Saya mempromosikan Bunda Permata ini dengan harapan tidak hanya diisi oleh para pejabat saja, tapi juga oleh seluruh elemen masyarakat,” pungkasnya.
Program Bunda Permata ini direncanakan akan terintegrasi dengan aplikasi Gresik Urus Stunting (GUS). Orang tua asuh yang tergabung dalam Bunda Permata memungkinkan mengkases lebih Aplikasi ini untuk mengetahui data balita stunting disetiap daerah dengan tujuan memberikan intervensi spesifik yang efektif.
Gerakan ini menjadi bagian dari kegiatan Gerakan Posyandu Aktif Mendukung Percepatan Penurunan Stunting, yang berlangsung dalam rangka TMMD ke-124 Tahun Anggaran 2025. Program ini memperkuat sinergi antara Posyandu, PKK, Dinas Kesehatan dan TNI untuk bekerjasama menekan angka stunting.
Sementara itu, Plt Bupati Gresik Asluchul Alif, yang hadir dalam acara tersebut, menyebut kolaborasi antarsektor ini sebagai bentuk gotong royong dalam menghadapi stunting. Ia menyebut angka kasus stunting di Gresik mencapai 3.500 anak, dengan enam kasus terdata di Desa Banter, tiga dari tahun lalu dan tiga kasus baru di tahun 2025.
“Harus ada resep yang tepat untuk segera dan mempercepat ‘meluluskan’ anak-anak dari status stunting,” ujarnya. Asluchul juga meminta Dinas Kesehatan untuk mendatangkan dokter spesialis anak secara berkala ke setiap kecamatan.
Kegiatan ini turut dihadiri Ketua GOW Gresik Shinta Puspitasari, Kepala Dinas Kesehatan Mukhibatul Khusnah, Kepala DMPD Abu Hassan, Forkopimcam Benjeng, perwakilan Bhayangkari dan anggota TPK PKK Kecamatan Benjeng.
Usai seremoni, Asluchul Alif dan Nurul Haromaini Akhmad Yani meninjau langsung Posyandu Desa Banter. Di sana tersedia layanan pemeriksaan ibu hamil dan cek kesehatan gratis. Kehadiran pejabat di lokasi mempertegas peran Posyandu sebagai ujung tombak pencegahan stunting di tingkat desa.(*)