KabarBaik.co – Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Balitar (LPPM Unisba) Heri Suprayitno akhirnya buka suara terkait tudingan ketidaktransparanan dalam seleksi tes perangkat desa di Bendosewu, pada 19 November 2024 lalu.
Heri Suprayitno, menegaskan bahwa seluruh proses seleksi telah dilaksanakan sesuai prosedur yang transparan dan profesional, tanpa campur tangan dari pihak manapun. Pihaknya juga memastikan tidak ada intervensi.
“Kami ingin menegaskan bahwa Unisba hanya bertugas sebagai pihak penguji, bukan pengambil keputusan. Semua tahapan seleksi dilakukan dengan sesuai standar, mulai dari wawancara, tes tertulis, hingga tes praktik berbasis komputer menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT),” ujar Heri, Senin (23/12).
Heri menjelaskan bahwa tes CAT adalah salah satu tahapan dalam seleksi perangkat desa. Sistem CAT dirancang dengan 100 soal yang harus diselesaikan peserta dalam waktu 90 menit.
Hasil tes langsung muncul secara otomatis setelah peserta menekan tombol selesai. Tidak hanya Desa Bendosewu pengujian juga dilaksanakan di Desa Jeblog dan Desa Jajar di hari yang sama.
“Setiap peserta mendapatkan soal yang berbeda, sehingga peluang untuk mencontek sangat kecil. Sistem ini memastikan transparansi karena hasilnya langsung terlihat tanpa campur tangan pihak manapun,” tambahnya.
Selain itu, tes tertulis dilakukan secara manual dengan penilaian langsung oleh tim penguji. Dalam setiap tahapan, Unisba hanya menyaring peserta berdasarkan skor tertinggi. Keputusan akhir tentang siapa yang akan dilantik menjadi perangkat desa sepenuhnya diserahkan kepada kepala desa dan camat.
“Kami hanya menyetorkan hasil nilai kepada panitia desa. Sesuai Ketentuan Perbub No Blitar Nomor 9 Tahun 2014 yang kemudian direvisi dengan Perbup Nomor 33 Tahun 2016. Kami tidak memiliki wewenang untuk menentukan siapa yang akan terpilih,” jelas Heri.
Dari 11 peserta yang mengikuti seleksi di Desa Bendosewu, Unisba menyaring 6 peserta dengan skor tertinggi untuk dilaporkan kepada panitia desa.
Heri juga membantah terkaot tuduhan nepotisme, karena sistem yang digunakan sepenuhnya berbasis teknologi dan bebas manipulasi. “Unisba hanya menguji, bukan memutuskan. Kami memastikan semua proses dilakukan secara transparan, adil, dan tanpa intervensi pihak manapun,” ungkap Heri.
Dalam kesempatan yang berbeda, Kepala Desa (Kades) Bendosewu Isnari, juga membantah tuduhan adanya intervensi atau kecurangan dalam proses seleksi.
“Pemerintah desa tidak campur tangan dalam hasil tes. Semua proses telah berjalan sesuai prosedur dan sepenuhnya diserahkan kepada Unisba,” ungkap Isnari.
Ia menegaskan bahwa pihaknya hanya bertindak sebagai penyelenggara, sementara hasil tes merupakan tanggung jawab penuh LPPM-Unisba. “Kami memastikan transparansi dan profesionalitas dalam proses ini,” tambahnya.
Sebelumnya, warga yang tergabung dalam Forum Komunikasi Bendosewu Peduli (FKBP) memprotes dan meminta kesempatan untuk audiensi dengan kepala desa dan panitia seleksi perangkat desa guna membahas pelaksanaan serta dasar hukum yang mendasari seleksi perangkat desa tersebut.
Namun audiensi ini tidak dihadiri oleh Unisba yang digandeng oleh Pemdes Bendosewu sebagai pihak ketiga yang menggelar ujian seleksi perangkat desa. Polemik ini menjadi perbincangan luas di masyarakat terkait dugaan tidak transparan dan lain sebagainya.(*)






