Produk Green Surfactant Petrokimia Gresik Dukung Optimalisasi Produksi Minyak Bumi di Lapangan Walio

oleh -169 Dilihat

GRESIK – Menjadi satu – satunya industri di Indonesia yang menghasilkan Green Surfactant, Petrokimia Gresik mendukung optimalisasi produksi minyak bumi dalam negeri dengan berkontribusi pada proyek injeksi “Huff and Puff” di Lapangan Walio, Kabupaten Sorong, Papua Barat.

Proyek ini ditandai dengan pemberangkatan Green Surfactant dari Gresik, Jawa Timur, baru – baru ini. Pemberangkatan dipimpin langsung SEVP Operasi Petrokimia Gresik, I Ketut Rusnaya, mewakili Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo.

Petrokimia Gresik merupakan satu-satunya industri dalam negeri yang mampu menghasilkan Green Surfactant.

Perusahaan solusi agroindustri ini memiliki dua Pabrik Asam Sulfat dengan kapasitas total 1.170.000 ton/tahun. Salah satu produk intermediate dari pabrik tersebut adalah gas SO3 yang merupakan bahan baku Green Surfactant dengan jumlah yang melimpah dan kualitas yang stabil.

Pabrik Green Surfactant Petrokimia Gresik yang berdiri sejak 2020 ini memiliki kapasitas produksi sebesar 600kL/tahun.

Saat ini pabrik tersebut telah melakukan banyak sekali improvement, sehingga produk Green Surfactant yang hasilkan jauh lebih stabil dan telah memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam IOR/EOR, atau sesuai dengan permintaan pasar.

Baca juga:  Petrokimia Gresik Pastikan Produksi Pupuk Bersubsidi Aman

Ke depan, diproyeksikan pada tahun 2026 kapasitas produksi pabrik Green Surfactant Petrokimia Gresik dapat mencapai 5500kL/ tahun.

Direktur Utama Petrokimia Gresik menyampaikan, proyek Huff & Puff di Lapangan Walio dengan skema No Cure No Pay ini dimulai pada bulan November 2023.

Petrokimia Gresik bertugas menyuplai Green Surfactant sebanyak 36.000 liter. Selanjutnya Green Surfactant tersebut diformulasikan oleh PT Dunia Kimia Jaya dan diinjeksikan di lapangan oleh PT Enerproco Global Indonesia.

“Green Surfactant sebelum mengikuti proyek ini telah melewati beberapa tahapan uji coba yang dipersyaratkan, yaitu IFT 10-3 dan Windsor type III pada uji phase behavior serta dalam uji imbibisi, Green Surfactant mampu menghasilkan nilai recovery yang cukup menjanjikan,” ungkap Dwi Satriyo.

Baca juga:  Gercep Bantu Korban Gempa Bawean, Kepala BNPB Apresiasi Petrokimia Gresik

Lebih lanjut Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih menambahkan bahwa Green Surfactant ini merupakan satu-satunya produk surfaktan ramah lingkungan yang dihasilkan di dalam negeri untuk mengoptimalkan eksplorasi minyak bumi dengan metode Improved Oil Recovery (IOR) dan Enhanced Oil Recovery (EOR).

“Pada proses Huff and Puff kali ini, Green Surfactant diformulasi dengan chemical lain dan diinjeksikan pada sumur minyak, lalu didiamkan (soaking) beberapa waktu,” bebernya.

Dalam beberapa waktu kemudian, lanjut Digna, diproduksikan kembali pada sumur tersebut. Proses injeksi ini dapat memisahkan minyak bumi yang masih menempel pada bebatuan sehingga meningkatkan perolehan minyak bumi.

SEVP Operasi Petrokimia Gresik, I Ketut Rusnaya menyampaikan bahwa produk Green Surfactant tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi.

Tetapi juga mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi.

“Pengeboran minyak suatu saat akan turun produktivitasnya, meskipun cadangan yang ada di dalam sumur masih banyak. Ini terjadi karena minyak terjebak pada bebatuan atau lainnya,” jelas Ketut.

Baca juga:  Petrokimia Gresik Salurkan Bantuan Tempat Ibadah dan Lembaga Sosial Senilai Rp702,5 Juta

Ia menambahkan, dengan menggunakan Green Surfactant akan ada peningkatan produksi minyak yang awalnya tertinggal karena susah terproduksikan sekarang bisa dioptimalisasi.

Huff and Puff Green Surfactant di Lapangan Walio nantinya diharapkan berlanjut menjadi pilot project EOR yang dapat semakin menunjukkan kualitas dari produk Petrokimia Gresik.

Lebih lanjut Ketut mengungkapkan Green Surfactant memiliki potensi pasar yang besar mengingat harganya lebih kompetitif dan lebih ramah lingkungan. Di sisi lain sumur migas di Indonesia juga sangat banyak.

“Kerja sama ini menjadi salah satu wujud dan peran bersama dalam membangun kemandirian bangsa serta dalam rangka mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan bahan penolong, seperti Surfaktan,” tutup Ketut.(kb04)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.