KabarBaik.co – Puluhan ekor babi di Desa Sedaeng dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, mati mendadak dalam waktu dua pekan terakhir. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan pun langsung turun melakukan pemerikasaan pada sampel darah untuk memastikan penyebab kematian babi-babi tersebut.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan melakukan pemeriksaan awal dengan mencari keterangan dari warga. Mengamati kandang serta mengambil sampel darah beberapa ekor babi. “Sampel darah sudah kami ambil untuk uji di laboratorium dan menunggu hasilnya dari laboratorium,” kata Ainur Alfiah, kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Rabu (12/2).
Alfiah menyatakan, dari keterangan warga, pihaknya mencatat sebagian besar babi di Desa Wonokitri maupun Sedaeng berasal dari Kabupaten Malang. Pada 2021 lalu, di Malang pernah terjadi wabah yang menular akibat virus African Swine Fever (ASF). “Kami khawatir babi yang mati itu akibat virus yang sama kemudian ditularkan ke babi-babi milik warga Sedaeng dan Wonokitri,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi penularan, lanjut Alfiah, pihaknya memberikan obat-obatan dan meminta warga melakukan desinfektan kandang babi. Sebab, penularan penyakit pada hewan lebih cepat jika kondisi kandang tidak steril atau jarang dibersihkan. “Himbauan dari kami, peternak secara berkala harus melakukan desinfeksi kandang dan beri vitamin, agar wabah tidak gampang menular,” ujar Alfiah.
Sebelumnya, puluhan ekor babi mati mendadak di Desa Sedaeng dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari. Di Desa Sedaeng sebanyak 50 ekor dan di Desa Wonokitri ada 20 ekor babi mati secara tiba-tiba. (*)






