KabarBaik.co- Deretan karya lukis apik bakal tersaji di Balai Wartawan PWI Jatim, Jalan Taman Apsari, Surabaya. Karya-karya yang mengekpresikan lembaran sejarah. Si pelukis piawai mengemasnya. Dalam bahasa visual yang tampak binal dan emosional. Setiap garis, setiap warna, dan setiap gurat-gurat pisau paletnya terlihat begitu kuat. Tumpukan catnya mengumpal-gumpal.
Di balik eksotika karya itu, seolah ada pesan tersembunyi dari si pelukis bagi para penikmatnya. Karya-karya lukis tersebut bisa dinikmati di Gedung PWI Jatim mulai Rabu (28/2) hingga 5 Maret. Pameran lukisan tunggal dari pelukis ekspresionis Jansen Jasin itu merupakan rangkaian kemeriahan peringatan HUT ke-78 PWI dan Hari Pers Nasional (HPN) 2024 tingkat Jatim.
’’Pameran ini diciptakan sebagai wujud pendharmaan kepada para leluhur,’’ ujar Jansen, pelukis kelahiran Gresik, kepada awak media di Surabaya, Selasa (27/2).
Syukuran HPN 2024, PWI Gresik Potong Tumpeng dan Santuni Yatim Piatu
Dia menyebut karya-karyanya itu bukan sekadar sebuah lukisan. Namun, sebuah situs sejarah. Mengundang para pengunjungnya untuk berinteraksi, memberikan hormat, baik dalam doa maupun melalui harum wangi sebatang dupa. Jansen mengakui, dari karyanya itu tersirat kondisi psikis dan semangat kuatnya dalam perjuangan menjaga budaya leluhur.
“Karya ini adalah sebuah seruan bagi generasi penerus bangsa untuk menoleh ke belakang, belajar dari pesan luhur nenek moyang kita, menjadi para punggawa. Punggawa budaya Nusantara,’’ tegasnya.
Melalui karyanya kali ini, Jansen juga seperti ingin menggiring pengunjung untuk masuk ke lorong waktu. Menikmati labirin masa silam. Sebagai jalan lain pengenalan sekaligus penghormatan pada karya, peradaban, dan kebudayaan luhur para leluhur. “Ya, pameran ini memang sengaja saya darmakan ke para leluhur,” ungkap seniman lukis yang tinggal di kawasan Krian, Sidoarjo, itu.
HPN 2024, Pak Yes Ajak Jurnalis Lamongan Perkuat Literasi Pemilu
Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim mengatakan, pada peringatan HUT PWI dan HPN tahun ini pihaknya ingin menghadirkan sentuhan lain. Selain menyuguhkan pameran karya lukis, sebelumnya juga menggelar acara Prapanca Jazz dengan guest stars antara lain Fariz RM, Syahrani, hingga Ahmad Dhani. Suguhan baru itu bukan tanpa alasan.
‘’Musik, lukisan, dan jurnalistik mempunyai basic yang sama. Yakni, ekspresi dan improvisasi. Musik jazz adalah bentuk improvisasi dari pemusik melalui musik dan lagu, sesuai backbone lagu yang dibawakan,’’ jelas Cak Item, panggilan akrabnya.
Pelukis juga sama. Mereka bebas mengekspresikan jiwanya melalui corat–coret di atas kanvas. Namun, luapan emosinya tetap konsisten terikat pada tema yang disuguhkan. “Demikian juga jurnalistik dalam bingkai pers. Meski dijamin kebebasannya, tapi harus tetap tunduk pada aneka yurisdiksi yang mengepungnya. Khususnya kode etik dan perilaku jurnalistik,” kata ketua Keluarga Alumni Universitas Jember (Kauje) Korwil Jatim itu.
Pada pameran tunggalnya ini, Jansen juga menyisipkan sejumlah artefak hasil penjelajahannya. Karena itu, bakal makin mengentalkan ruang pameran dengan nuansa peradaban para leluhur. Termasuk harum bau dupa, kemenyan hingga gondo arum kembang sekar. Penasaran? Mampir saja, ke Balai Wartawan PWI Jatim. (kb01)