KabarBaik.co – Minyak goreng merah merupakan salah satu jenis minyak berbahan dasar minyak sawit yang mengalami proses pengolahan lebih sedikit dibandingkan minyak goreng kuning biasa. Artinya, ia mempertahankan lebih banyak nutrisi, namun juga memiliki rasa dan warna yang lebih kuat.
Presiden Jokowi baru saja meresmikan pabrik minyak makan merah yang berada di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Saat peresmian pabrik pada Kamis (14/3) kemarin, Jokowi berharap pabrik ini bisa memberi nilai tambah bagi para petani sawit bukan hanya yang ada di Sumatera Utara, tapi juga yang ada di seluruh Indonesia.
Selama ini proses pengolahan CPO menjadi minyak sawit goreng kuning bening meliputi penghancuran provitamin A secara besar-besaran untuk memperoleh minyak goreng yang jernih atau berwarna agak kuning.
Sesuai dengan namanya, minyak makan merah memang berwarna merah cerah. Sekilas minyak ini seperti warna air buah delima yang dimasukkan botol. Sejatinya, minyak makan merah berasal dari minyak sawit atau crude palm oil (CPO) sebagaimana minyak goreng biasa yang berwarna kuning. Yang membedakan minyak makan merah dengan minyak goreng kuning adalah pada proses pengolahannya.
Minyak makan merah merupakan produk dari CPO yang setelah proses penyulingan tapi tidak melanjutkan proses-proses selanjutnya. Minyak makan merah memiliki warna merah terang mencolok dan aroma yang kuat. Warna mencolok dari minyak ini berasal dari biji kelapa sawit yang sejatinya berwarna merah tua, terutama kandungan beta karoten. Sebab selama proses produksi, minyak makan merah tidak melalui proses bleaching (pemucatan) seperti minyak goreng sawit biasa. Itu sebabnya, banyak kandungan nutrisi penting pada CPO yang tertinggal pada minyak makan merah.
Proses pengolahan ini, yang disebut sebagai pemurnian, juga merusak vitamin E yang juga terkandung dalam CPO. Proses pemurnian ini yang tidak diterapkan pada minyak makan merah. Kelebihan minyak makan merah adalah kaya akan vitamin E, pro-vitamin A, dan zat yang disebut squalene. Di mana semua nutrisi itu nyaris hilang total dalam proses bleaching dari CPO menjadi minyak goreng, terutama akibat proses pemanasan dengan suhu tinggi.
Selain itu, kandungan asam oleat dan asam linoleat dalam minyak makan merah berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi, dan metabolisme pada anak. Nutrisi tinggi pada minyak makan merah juga relevan dengan kebijakan jangka pendek pemerintah Presiden Joko Widodo pada tahun 2024 untuk menekan stunting.
Meski memiliki kelebihan dari sisi nutrisi dibanding minyak goreng biasa, minyak makan merah punya kelemahan yakni bau biji sawit yang masih tercium serta warnanya yang merah pekat sehingga bisa mengubah tampilan makanan yang digoreng dengan minyak ini.
Ada dua perbedaan utama antara minyak goreng biasa dan minyak goreng merah:
Sumber dan pemrosesan:
•Minyak goreng biasa bisa berasal dari berbagai sumber seperti kedelai, jagung, canola, atau zaitun. Minyak ini biasanya disuling, artinya melalui proses untuk menghilangkan kotoran dan membuatnya lebih stabil untuk dimasak.
•Minyak goreng merah terbuat dari buah sawit. Tidak seperti minyak goreng biasa, minyak ini tidak dimurnikan atau diproses secara minimal, sehingga warna kemerahan alaminya tetap ada.
Nutrisi:
•Minyak goreng biasa memiliki kandungan nutrisi yang berbeda-beda tergantung sumbernya. Secara umum, mereka merupakan sumber lemak yang baik untuk energi.
•Minyak sawit merah terkenal dengan kandungan vitamin A dan E. Vitamin ini mungkin bermanfaat bagi kesehatan, namun penting untuk mendapatkannya dari berbagai makanan dalam pola makan Anda.(*)