KabarBaik.co – Halaman Kantor Bupati Gresik mendadak hijau dan semarak, Senin pagi ini (5/5). Kantor pemerintahan itu dipenuhi ribuan tanaman bonsai dari berbagai daerah.
Hal ini menandai dimulainya kontes dan pameran nasional bonsai bertajuk “Giri Kedaton Bonsai” yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) bersama Dinas Pertanian Kabupaten Gresik.
Sebanyak 1.200 tanaman bonsai berjejer rapi memadati area kantor bupati. Angka ini meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencatat 976 peserta.
Tak hanya dari segi jumlah, peningkatan juga terjadi pada jumlah kelas yang diperlombakan. Jika tahun lalu hanya tiga kelas, tahun ini lima kelas dibuka, yakni: prospek, pratama, madya, utama, dan bintang.
Menurut Zafin, panitia dari PPBI, antusiasme tinggi peserta dan masyarakat membuat ajang ini digelar lebih besar dan prestisius. “Ini sudah kali kedua kami gelar di Gresik, sebelumnya diadakan di Gressmall, dan sekarang kami hadir langsung di depan kantor bupati. Tadi malam bonsai-bonsai sudah mulai berdatangan, siang nanti masih ada yang menyusul,” ujarnya, Senin (5/5).
Kontes ini akan berlangsung selama sepuluh hari, dari 3-13 Mei, sesuai ketentuan lomba bonsai berskala nasional. Rangkaian acara dimulai sejak 2 Mei lalu dengan pembukaan bursa bonsai.
Pada 3 dan 4 Mei dilakukan penerimaan pohon, disusul penataan display pada 5 Mei. Penjurian berlangsung tiga hari, yakni 6–8 Mei. Puncak acara digelar pada 9 Mei, dengan berbagai kegiatan seperti penancapan bendera, pembukaan resmi, sarasehan, dan demo bonsai.
Masyarakat umum baru bisa menikmati keindahan bonsai secara penuh pada 10–11 Mei, sementara pohon-pohon akan diambil kembali pada 12–13 Mei.
Choirul Fatikin, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Gresik, menyebut bahwa pameran ini merupakan bagian dari program unggulan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dalam 100 hari kerja bertajuk Gresik Agropolitan. Program ini mendorong sektor pertanian dan hortikultura sebagai salah satu tulang punggung ekonomi kreatif berbasis agraria.
“Bonsai di Gresik ini bukan sekadar hobi, tapi juga potensi ekonomi. Kami ingin memberikan ruang dan dukungan kepada para pecintanya,” ujar Choirul.
Zafin menambahkan bahwa jaringan PPBI sudah merata hingga ke tiap kecamatan di Gresik, membuktikan bahwa seni mengerdilkan pohon dalam pot ini telah menjadi bagian dari denyut kebudayaan lokal di kabupaten Gresik.
Satu per satu masyarakat yang lalu lalang tampak takjub melihat kemegahan miniatur pohon-pohon tua yang terawat puluhan tahun. Tak sekadar pameran, Giri Kedaton Bonsai juga menjadi ajang silaturahmi para seniman bonsai dari berbagai penjuru tanah air, merawat akar tradisi dalam wadah modernitas. Diketahui perserta berasal dari daerah se-Jawa- Bali, diantaranya yang hadir Bali, Tasikmalaya dan Karawang Jawa Barat.(*)
