KabarBaik.co – Warga di Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri, Banyuwangi menggelar aneka lomba untuk menyambut peringatan HUT Ke-80 RI. Salah satu yang menarik adalah lomba mengikat atau unting kangkung. Peserta dalam lomba ini adalah para emak-emak.
Lomba itu dipilih sebab Kelurahan Penataban dikenal sebagai salah satu sentra penghasil sayuran yang memiliki nama ilmiah Ipomoea aquatica.
Lurah Penataban, Komariyah mengatakan aktivitas mengikat atau mengunting kangkung menjadi bagian dari masyarakat Penataban. Sudah sejak lama masyarakat melakukan aktivitas itu, sebelum kangkung dijual ke pasar.
“Zaman dulu nenek-nenek kita piawai unting-unting atau mengikat kangkung sebelum dijual ke pasar,” ujar Komariyah,
Lomba mengikat kangkung di Kelurahan Penataban diikuti oleh puluhan peserta perwakilan dari 19 RT, yang terbagi dalam dua kategori, yakni remaja umur 17-25 tahun dan lansia usia 65-70 tahun keatas.
Dalam lomba itu para dituntut kecepatan dan kerapian dalam membersihkan, memilah, serta mengikat kangkung dengan tali rafia.
“Kalau tidak bisa unting unting kangkung belum bisa disebut orang Penataban asli,” celoteh Lurah Penataban.
Menurut Komariyah, Penataban merupakan salah satu sentra penghasil kangkung di Banyuwangi. Sebagian besar warganya merupakan petani kangkung, sementara kaum ibu berperan dalam proses pascapanen, mulai dari pemilahan hingga pengikatan.
Biasanya, satu ikat berisi 5 hingga 7 batang. Warga setempat menjual kangkung ke pengepul yang mendistribusikannya ke berbagai pasar, bahkan sampai ke Bali.
“Harga per seratus ikat kangkung bisa mencapai Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu, tergantung kualitasnya,” ungkapnya.
