Sandiaga Uno Ungkap DNA Sukses Pengusaha Muda HIPMI: Kerja Keras, Cerdas, Ikhlas

oleh -85 Dilihat
IMG 20251024 WA0004
Etos kerja 3 AS—kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas—adalah kunci memenangkan tantangan di tengah iklim bisnis yang kian kompetitif.

KabarBaik.co – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) periode 2020–2024, Sandiaga Salahudin Uno, menyuntikkan semangat sekaligus merumuskan fondasi kesuksesan bagi ratusan pengusaha muda di Jawa Timur. Dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) XVII dan Forum Bisnis Daerah (Forbisda) BPD HIPMI Jawa Timur di Surabaya, Kamis Malam (23/10).

Bang Sandi, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa etos kerja “3 AS”—kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas—adalah kunci memenangkan tantangan di tengah iklim bisnis yang kian kompetitif.

Membuka paparannya, Sandiaga memuji langkah berani para anggota HIPMI yang memilih jalur kewirausahaan.

Menurutnya, di tengah kondisi mencari pekerjaan yang makin sulit, anggota HIPMI telah mengambil keputusan strategis: menjadi pencipta lapangan kerja, bukan sekadar pencari kerja.

“Mencari kerja itu sekarang semakin susah. Tapi kalian semua sudah mengambil keputusan hebat. Kalian bukan menjadi pencari kerja, melainkan pencipta lapangan kerja,” ujar Sandiaga yang disambut tepuk tangan riuh peserta.

​Dalam suasana yang hangat, Sandiaga berbagi pengalaman pribadinya saat memulai bisnisnya dari nol di tengah badai krisis moneter 1996–1997. Ia menceritakan momen pahit ketika ia kehilangan pekerjaan akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di usia muda. Namun, keterpurukan itu justru menjadi titik balik dan sumber api semangatnya untuk bangkit.

Bersama rekan lamanya, Rosan Perkasa Roeslani, Sandiaga mendirikan perusahaan pertamanya, Rekapita. “Saya memulai usaha ini karena kecelakaan, bukan karena perencanaan besar. Tapi dari situ, saya belajar arti sesungguhnya dari kerja keras,” kenangnya.

Perusahaan yang mulanya hanya berawal dari tiga orang karyawan kini telah berkembang menjadi grup usaha besar yang berhasil memberdayakan lebih dari 30.000 karyawan di seluruh Indonesia.

Keberhasilan tersebut, tegas Sandiaga, bukanlah hasil instan, melainkan buah dari kegigihan dan keyakinan bahwa di setiap krisis selalu tersimpan peluang. “Yakinlah, ‘You can do it!’ Kalian pun bisa mencapai hal serupa,” serunya penuh motivasi.

​Selain kerja keras yang tak kenal lelah, Sandiaga menyoroti urgensi kerja cerdas. Ia mendefinisikannya sebagai kemampuan beradaptasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi secara optimal.

Sandiaga mengingatkan bahwa pengusaha muda saat ini memiliki keunggulan karena hidup di era digital. “Dulu, saya menggunakan modem yang bunyinya ‘krik-krik’. Sekarang semua serba cepat dengan jaringan Wi-Fi. Jadi, gunakan teknologi, perkuat riset, dan terus berinovasi agar kerja kalian lebih produktif,” pesannya.

Terakhir, namun tak kalah fundamental, adalah aspek kerja ikhlas. Ini berarti bekerja secara maksimal, tuntas, dan menyerahkan hasilnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Kerja tuntas dan ikhlas itu adalah bagian dari mental seorang pengusaha sukses. ‘Do your best and let Allah Subhanahu Wa Ta’ala do the rest,'” ujarnya. Sikap ikhlas inilah yang menurutnya menjadi tameng mental agar pengusaha tetap tegak menghadapi kegagalan dan tetap rendah hati saat meraih puncak keberhasilan.

Di akhir paparannya, Sandiaga secara khusus menyoroti potensi besar Jawa Timur sebagai hub ekspor yang aktif. Ia menyebut, meski kontribusi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terhadap ekspor Jatim masih di bawah 15 persen, peluang pasar global sangat terbuka luas.

Kedekatan geografis Jatim dengan pasar-pasar raksasa seperti Tiongkok, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika menjadi modal kuat. Ia pun mendesak para pengusaha muda Jatim untuk segera naik kelas dari skala nasional menuju skala global dengan memperkuat daya saing produk.

​”Pasar global sudah terbuka lebar. Inilah saatnya pengusaha Jawa Timur memperkuat kreativitas, konektivitas, dan kolaborasi untuk menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi masa depan,” tegasnya.

Sandiaga juga menekankan bahwa modal utama sukses bukanlah hanya uang, melainkan mental, mindset yang benar, dan jaringan pertemanan. Ia memandang HIPMI sebagai wadah ideal untuk membangun relasi bisnis yang langgeng.

Menutup pidatonya, Sandiaga mengajak peserta menjadikan Rakerda dan Forbisda ini sebagai momentum untuk memperkuat silaturahmi dan memantapkan semangat 3 AS dalam setiap langkah bisnis. “Tidak ada kesuksesan yang instan. Semuanya butuh kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas. Di balik setiap tantangan, selalu ada peluang bagi mereka yang mau terus berusaha,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.