Sentilan Menohok Gus Mus pada Rais Am dan Ketua Umum PBNU

oleh -539 Dilihat
Bendera Nahdlatul Ulama (NU)

KabarBaik.co- KH Mustofa Bisri (Gus Mus) mengeluarkan sentilan ‘’menohok’’  kepada Rais Am PBNU KH Miftakhul Akhyar dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf. Sentilan tersebut disampaikan saat Gus Mus menghadiri Konferensi Besar (Konbes) NU di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Munawwir, Krapyak, Bantul, Jogjakarta, Senin (29/1/2024).

Gus Mus menegaskan, tugas NU itu terus memperbaiki kinerja organisasi dan berupaya memenangkan Indonesia. Bukan memenangkan calon presiden (capres). Awalnya, dia mengaku ketar-ketir saat Rais Aam dan Ketua Umum PBNU menyampaikan sambutan. Ulama khos asal Rembang itu khawatir pidato mereka menyinggung-nyinggung soal pemilihan presiden (pilpres).

“Begitu nyebut pilpres, saya keluar. Itu bukan urusannya NU. Untungnya tidak,” tegas kiai yang juga mustasyar PBNU itu. Mendengar pernyatan Gus Mus itu ribuan peserta Konbes dan Halaqah NU pun spontan tertawa lepas.

Baca juga:  Konbes NU di Jogja, Mantan Menag Berharap Jadi Forum Klarifikasi PBNU

Sentilan Gus Mus tersebut bukan tanpa musabab. Sebelumnya, PBNU beberapa kali mendapat sorotan tajam seputar netralitasnya di pilpres. Baik dari internal Jamiyah maupun eksternal.

Bahkan, dalam laporannya, Media Tempo mengupas tentang keberpihakan PBNU terhadap salah satu pasangan calon (paslon). Di antaranya, PBNU yang beberapa kali mengumpulkan para pengurus wilayah dan cabang se-Indonesia, lalu diarahkan untuk mendukung calon tertentu.

Langkah tersebut dianggap banyak pihak mencederai khittah NU. Mereka nenilai gerakan penggiringan itu praktis belum pernah terjadi pada kepengurusan PBNU sebelumnya. Terlebih, arahan-arahan dengan menggerakkan pengurus struktural itu dihadiri langsung oleh elite PBNU. Yakni, Rais Am dan ketua umum. Karena itu, belakangan muncul suara-suara dilaksanakan muktamar luar biasa (MLB) NU untuk ‘’mengadil’’ tindakan PBNU tersebut.

Baca juga:  Ketua PWNU Jatim dicopot, PBNU: Tak ada kaitan dengan politik

Beberapa tokoh yang menyoroti ketidaknetralan PBNU antara lain mantan ketua Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Australia dan Selandia Baru Prof Nadirsyah Hosen dan mantan Menteri Agama Lukman H Saifuddin. Dalam cuitannya di media sosial X (Twitter), Lukman menuliskan agar Konbes NU menjadi momen klarifikasi PBNU terkait kontroversi keberpihakan dalam pilpres tersebut.

Sentilan Gus Mus di Konbes itupun viral. Bahkan, sempat menjadi trending topic di X. Beberapa tokoh pun menulis ulang. Salah seorang di antaranya Ulil Absar Abdalla. Bahkan, Prof Nadirsyah Hosen juga ikut memberikan respons dengan mencantumkan cuplikan video tausiyah Gus Mus di forum Konbes tersebut. ‘’Sendiko dawuh Abah Yai,’’ ungkapnya dalam unggahan di X, Senin (29/1/2024).

Baca juga:  Ngaku Telepon Allah, Jemaah Aolia Berlebaran Lebih Dulu, Ini Tanggapan PBNU

Selama ini, Gus Mus memang salah seorang ulama berpengaruh. Nasihat-nasihatnya banyak ditunggu dan didengar warga Nahdliyyin. Gus Mus pun pernah menjabat sebagai Rais Am PBNU menggantikan KH Sahal Mahfudz setelah wafat pada 2014. Sejatinya, banyak yang menghendaki Gus Mus untuk terus menjadi Rais Am. Namun, Gus Mus memilih tidak mau.

Pada Muktamar NU di Lampung 2021 lalu juga tidak sedikit suara yang menginginkan Gus Mus. Toh, tetap tidak mau. Gus Mus hanya mau menjadi ahlul halli wal aqdi (AHWA) bersama delapan kiai sepuh lain yang dipilih langsung muktamirin. Mereka lah yang akhirnya memutuskan KH Miftakhul Akhyar sebagai Rais Am, jabatan tertinggi di PBNU.  (kb01)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.