KabarBaik.co – Petani Bojonegoro sering kesulitan mendapat pupuk subsidi akibat pembatasan kuota oleh pemerintah pusat. Kini, paslon bupati dan wakil bupati nomor urut 2, Setyo Wahono-Nurul Azizah telah menyiapkan kebijakan strategis dan program unggulan untuk mengatasi persoalan kelangkaan pupuk subsidi.
Setyo Wahono menegaskan pentingnya ketersediaan pupuk untuk mendukung produktivitas pertanian. Menurutnya, ketersediaan pupuk sangat diharapkan para petani. ”Alhamdulillah dengan adanya pelatihan ini sangat bisa membantu para petani hutan yang selama ini memang tidak mendapat jatah pupuk subsidi,” kata Wahono, Kamis (17/10).
Pernyataan itu Wahono sampaikan saat menghadiri pelatihan pembuatan pupuk organik yang dilaksanakan Kelompok Tunggak Tani ’Tumbuh Gerak Tani’ di Dusun Sekidang, Desa Soko, Kecamatan Temayang, Bojonegoro. Dia berencana melakukan langkah-langkah strategis untuk mengtasi kelangkaan pupuk subsidi.
Di antara langkah yang dipersiapkan Wahono adalah menjalin kerja sama dengan distributor pupuk dan pemerintah pusat untuk memastikan distribusinya lancar. Pihaknya juga akan membantu pengadaan pupuk subsidi bagi petani hutan jika diberi amanah memimpin Bojonegoro lima tahun mendatang.
”Kami lagi berusaha untuk menaikkan kuota pupuk subsidi di Bojonegoro yang selama ini hanya 70 persen ketersediaannya,” ujar Wahono. Cabup yang mengusung tagline ’Asli Luwih Apik’ ini juga mengajak seluruh elemen masyarakat khususnya petani untuk bersinergi dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan bagi sektor pertanian.
Menurut Wahono, pupuk organik bisa menjadi alternatif menghadapi persoalan pupuk. ”Jadi, pelatihan pupuk organik ini mempermudah bagi petani hutan untuk mendapatkan pupuk secara mandiri ke depannya,” ucap Wahono.
Selain itu, adik Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno ini juga telah menyiapkan program Kartu Petani Maju Baru bagi petani Bojonegoro. Petani pemegang kartu ini akan mendapat banyak manfaat. Di antaranya bantuan pupuk dan bibit gratis yang akan disesuaikan dendan karakteristik wilayah atau lahan pertanian.
Melalui kartu ini, lanjut Wahono, petani juga akan diberikan bantuan permodalan untuk usaha tani, edukasi pertanian melalui layanan konsultasi kalender musim baik mengenai suhu atau cuaca, bencana, manajemen air, dan lain-lain. Selain itu, petani juga akan memperoleh pemberdayaan pertanian berkelanjutan yang tahan bencana dan responsive terhadap perubahan iklim.
“Kami juga akan menjamin ketersediaan pupuk untuk petani melalui skema pendirian koperasi yang berkolaborasi dengan BUMDes untuk mempertahankan stabilitas harga,” tegas Wahono. Dia juga akan membangun hilirisasi hasil pertanian dan infrastruktur pertanian. Seperti memperbanyak pembangunan embung atau waduk dan jaringan irigasi pertanian untuk wilayah-wilayah yang jauh dari sungai Bengawan Solo.
Dengan cara itu Wahono yakin petani akan bisa melakukan tanam padi dua sampai tiga kali. Dia berharap dapat membawa perubahan positif bagi pertanian di Bojonegoro, berupa meningkatnya kesejahteraan petani serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. ”Karena petani hutan itu di Bojonegoro jumlahnya hampir 30 hingga 40 persen,” pungkas Wahono. (*)