Sponge City: Solusi Inovatif Atasi Banjir dengan Arsitektur Hijau

oleh -231 Dilihat
IMG 20250316 WA0008

KabarBaik.co – Cuaca ekstrem terus menjadi ancaman bagi berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta dan Surabaya. Hujan lebat yang disertai angin kencang sering kali memicu banjir. Namun, masalah ini tidak hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi, tetapi juga dipengaruhi oleh struktur jalan, bangunan, dan tata lingkungan yang kurang sesuai.

Menurut Timoticin Kwanda, B.Sc., MRP., Ph.D., dosen Arsitektur Universitas Kristen Petra (UK Petra), banjir adalah persoalan kompleks yang memerlukan solusi menyeluruh. “Jika daerah tertentu tidak mampu menampung air hujan, air tersebut akan mengalir ke kawasan lain yang lebih rendah,” ujarnya, Minggu (16/3).

Selain curah hujan, air pasang laut (rob) turut memperparah banjir, terutama di kota-kota pesisir. “Saat air pasang masuk ke daratan dan sungai meluap karena hujan, air hujan tidak bisa mengalir ke laut, sehingga banjir tidak terhindarkan,” jelasnya. Oleh karena itu, desain tata ruang kota yang tepat menjadi sangat penting.

kabarbaik lebaran

Beberapa kota besar di dunia, termasuk IKN Nusantara, telah mengadopsi konsep Sponge City sebagai solusi untuk mengurangi risiko banjir. “Konsep ini bertujuan meningkatkan kemampuan kota untuk menyerap air hujan melalui elemen seperti taman terbuka, danau penampungan, drainase resapan, serta penggunaan atap hijau (green roof),” jelas Timoticin.

Di Surabaya, penerapan konsep ini sudah terlihat pada pembangunan kanal dan danau buatan untuk menampung air hujan. “Saluran air dari bangunan tidak langsung dibuang ke sungai, tetapi diarahkan ke kanal dan danau buatan sebelum akhirnya dialirkan ke laut saat air pasang surut,” tambahnya.

Bangunan tinggi di Surabaya juga telah dilengkapi dengan sistem harvesting tank, sesuai Peraturan Wali Kota tentang Analisis Dampak Lingkungan Drainase. Sistem ini menampung air hujan sebelum dibuang ke saluran kota, sehingga mengurangi beban drainase.

Salah satu solusi lain yang mulai diterapkan adalah penggunaan green roof. “Atap hijau dapat menyerap air hujan sehingga mengurangi volume air yang langsung mengalir ke drainase,” jelas Timoticin. Solusi ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga membantu meningkatkan kapasitas resapan air di kawasan perkotaan.

Timoticin menekankan pentingnya perencanaan kota yang memprioritaskan pengelolaan air. “Konsep Sponge City harus menjadi bagian dari strategi pembangunan kota-kota besar di Indonesia. Desain arsitektur hijau seperti ini akan membantu mengurangi dampak banjir di masa depan,” pungkasnya.

Melalui integrasi elemen ramah lingkungan dalam tata kota, Indonesia dapat membangun kota yang tidak hanya modern, tetapi juga tangguh menghadapi ancaman banjir. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Dani
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.