KabarBaik.co – Kebutuhan telur di Banyuwangi meningkat selama bulan Rabiul Awal kalender Hijriyah. Peningkatan kebutuhan ini sebab telur menjadi bagian dari tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di Bumi Blambangan. Tradisi itu bernama endhog-endhogan.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi, Ilham Juanda memastikan, kebutuhan telur di Banyuwangi aman selama perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) ini.
“Produksi telur kita mencapai 820,76 ton per bulan,” kata Ilham, Senin (8/9).
Sementara dari jumlah penduduk Banyuwangi yang mencapai 1,7 juta jiwa, kebutuhan telur di masyarakat sekitar 778,72 ton per bulan. Dengan demikian, Banyuwangi masih mengalami surplus telur sebesar 42,04 ton per bulan.
“Maka kebutuhan pangan warga selama perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Insya Allah tercukupi,” ucapnya.
Ditambahkan Kepala Bidang (Kabid) Budi Daya dan Usaha Peternakan Dispertan, Abdul Rozak, jumlah populasi ayam petelur di Banyuwangi saat ini mencapai 1.390.710 ekor.
“Sentra ayam petelur di Banyuwangi tersebar di Kecamatan Blimbingsari, Srono, Wongsorejo, Gambiran, Kalibaru, Songgon, dan Bangorejo,” bebernya.
Dari wilayah ini, produksi telur rata-rata mencapai 27,36 ton per hari atau setara dengan sekitar 456 ribu butir telur.
“Dalam sebulan seperti yang disampaikan Pak Kadis, produksinya mencapai 820,76 ton atau setara sekitar 13,68 juta butir telur per bulan,” jelas Zaky sapaan akrab Abdul Rozak.
Menurutnya, keberadaan sentra peternakan tersebut membuat distribusi telur lebih mudah dan cepat memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk saat terjadi lonjakan permintaan pada momentum Maulid Nabi.
Saat ini harga telur ayam ras di pasaran berkisar di harga Rp25 ribu hingga Rp27 ribu per kilogramnya.
“Kenaikan harga ini merupakan hal yang wajar di momen hari besar keagamaan, seperti Maulid Nabi. Namun, ketersediaan telur di Banyuwangi tetap terjamin, baik untuk kebutuhan harian maupun saat permintaan naik pada momentum ini,” ujarnya.
