KabarBaik.co — Meski terbelit kasus hukum dan harus mendekam di balik jeruji besi, seorang tahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Surabaya di Medaeng, Waru, tidak menyerah mengejar pendidikan. Tahanan berusia 18 tahun yang masih berstatus pelajar SMK itu tetap berjuang mengikuti ujian sekolah di tengah proses hukumnya.
Tahanan tersebut tengah menjalani proses hukum atas dugaan tindak pidana terkait pelanggaran Undang-Undang Kesehatan. Namun situasi itu tidak memadamkan semangatnya untuk melanjutkan pendidikan. Dengan dukungan penuh dari pihak rutan, ujian sekolah tetap dapat dilaksanakan.
Rutan Kelas I Surabaya menyediakan fasilitas khusus dan pendampingan selama proses ujian berlangsung. Upaya ini dilakukan agar hak pendidikan warga binaan tetap terjamin, sekaligus menjadi bagian dari program pembinaan yang konsisten dijalankan rutan.
“Pendidikan adalah hak dasar yang kami jaga pelaksanaannya di rutan. Karena itu, kami ingin memastikan pelaksanaan pidana tidak menghambat kesempatan warga binaan untuk belajar dan berkembang,” ujar Kepala Rutan Kelas I Surabaya, Tomi Elyus, Senin (28/4).
Tomi menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk memastikan setiap warga binaan memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan, walaupun tengah berada di dalam tahanan. Menurutnya, pendidikan merupakan bekal penting untuk masa depan warga binaan setelah menyelesaikan masa pidananya.
“Pendidikan memiliki peran penting dalam proses reintregasi sosial dan mempersiapkan warga binaan untuk kembali ke masyarakat,” ungkapnya.
Pelaksanaan ujian tersebut dilakukan setelah adanya koordinasi antara pihak sekolah dengan Rutan Surabaya. Sekolah tempat siswa tersebut menempuh pendidikan mengajukan permohonan resmi agar siswanya tetap bisa mengikuti ujian, meskipun sedang menjalani proses hukum.
Tomi menambahkan, Rutan Surabaya ingin membuktikan bahwa pemasyarakatan bukan sekadar tempat untuk menjalani hukuman, melainkan ruang untuk tumbuh, memperbaiki diri, dan membangun masa depan yang lebih baik bagi para warga binaan. (*)
