Tampah Bergoyang Sendiri: Alat Menampi atau Pengayak Arwah?

oleh -202 Dilihat
tampah

KabarBaik.co- Di desa tua di pinggiran hutan Karanganyar, ada satu benda dapur yang tak pernah dipakai lagi, tapi tak pernah dibuang: tampah bambu tua yang digantung di sudut dapur rumah-rumah lama. Warga menyebutnya Tampah Kembar Pitu, karena garis-garis anyamannya membentuk pola tujuh lingkaran yang konon bisa membuka jalan bagi yang tak terlihat.

Meski tampah itu sudah rapuh, setiap malam Legi terutama menjelang tengah malam benda itu sering terlihat bergoyang sendiri, seperti sedang menampi beras padahal tidak ada angin.

Jangan Duduk di Depannya

Warga percaya, tampah ini dulu digunakan oleh seorang dukun bayi bernama Mbah Ranti, yang bisa menampi nasib bayi baru lahir. Bayi yang digendong dan diletakkan di atas tampah setelah dimandikan, akan menentukan sendiri jalan hidupnya: kalau tampah diam, nasibnya akan lurus. Tapi kalau tampah bergoyang tanpa disentuh, itu tandanya hidupnya akan bertemu banyak persimpangan alias tidak tenang.

Menampi Arwah yang Tersesat

Dalam kepercayaan lokal, tampah digunakan bukan hanya untuk beras tapi juga untuk menampi roh yang belum menemukan jalan pulang. Maka setiap menjelang bulan Suro, warga menggantung tampah di dapur dengan posisi miring. Bila goyangannya teratur, tandanya yang datang adalah leluhur. Tapi jika goyangannya tidak berirama atau berhenti mendadak, itu pertanda ada arwah tersesat yang ingin ikut makan.

Tampah yang Tidak Bisa Terbakar

Pernah ada keluarga yang mencoba membakar tampah itu setelah anak mereka sering ketindihan dan mengigau menyebut Mbah Ayak. Tapi saat dilempar ke api unggun, tampah itu malah mengeluarkan suara seperti tangisan dan menyebarkan bau daun pisang gosong. Setelah itu, keluarga itu mendengar suara seperti beras ditampi di langit-langit kamar setiap malam pukul dua.

Kini Dibiarkan, Tapi Tidak Ditinggalkan

Hari ini, warga desa itu tidak lagi menampi beras dengan tampah itu. Tapi mereka juga tidak berani membuangnya. Biasanya, tampah digantung terbalik, dengan cabai merah dan daun kelor diikat di tengahnya sebagai penanda bahwa ia tidak sedang digunakan.

Karena di balik anyaman bambu yang terlihat biasa, mungkin ada tangan lain yang sedang bekerja menampi, memilahdan memilih, mana yang masih hidup, dan mana yang waktunya diayak.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Muhammad Rizqi Hidayah
Editor: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.