KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember secara resmi merealisasikan program penerjunan tenaga kesehatan ke desa dan kelurahan guna menekan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Jember.
Program ini diungkapkan oleh Bupati Jember, Gus Fawait, saat menyampaikan Pro Gus’e Update di Stadion Jember Sport Garden, pada Senin, (20/10).
Gus Fawait mengatakan, pihaknya menyoroti bahwa pada tahun 2024, angka kematian ibu dan anak di Jember menempati posisi tertinggi di Jawa Timur.
“Ini bukanlah sebuah prestasi, melainkan masalah serius yang harus kita pecahkan bersama,” kata Gus Fawait.
Oleh sebab itu, ia menyampaikan untuk mengatasi permasalahan tersebut, Bupati Fawait berencana menerjunkan total 1.200 tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan secara door to door kepada masyarakat.
“Kita hari ini telah bersepakat untuk menerjunkan 1.200 nakes agar turun langsung ke kelurahan-kelurahan dan desa-desa,” ujarnya.
Sebagai langkah awal, Gus Fawait menuturkan bahwa sebanyak 205 tenaga kesehatan akan dilibatkan dalam proyek percontohan (pilot project) di beberapa wilayah di Kabupaten Jember. Wilayah yang dijadikan uji coba ini mencakup lima kecamatan.
“Di antaranya Silo, Jelbuk, Ambulu, Tanggul, dan juga Jombang. Sebanyak 205 nakes akan kami turunkan ke lokasi tersebut, dan akan diteruskan ke kecamatan-kecamatan yang lain secara bertahap,” terangnya.
Tugas utama para tenaga kesehatan ini adalah memastikan dan mendata seluruh ibu hamil di setiap desa dan kelurahan. Kemudian, ibu hamil akan didorong untuk rutin memeriksakan kehamilan mereka di puskesmas.
“Selanjutnya, akan diidentifikasi mana yang memiliki risiko tinggi dan mana yang tidak. Untuk ibu hamil dengan risiko tinggi, para nakes, kader posyandu, dan bidan akan mengawal proses kelahiran, baik di puskesmas maupun rumah sakit,” ucap Gus Fawait.
Gus Fawait berharap, melalui upaya ini angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Jember dapat menurun drastis mulai tahun ini dan tahun-tahun berikutnya. (*)






