Temuan Mayat di Selat Bali Jadi Petunjuk Baru Pencarian KMP Tunu Pratama Jaya

oleh -578 Dilihat
d145a716 f195 49fd a20d 76ccd27cdd2b
Danguspurla Koarmada II Laksamana Pertama TNI Endra Hartono, saat konferensi pers update pencarian KMP Tunu Pratama Jaya. (Foto: Ist)

KabarBaik.co – Meski belum bisa dipastikan identitasnya, temuan mayat di Selat Bali menjadi penerang dalam pencarian korban hilang dalam tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.

Titik penemuan mayat menjadi acuan bagi tim SAR gabungan untuk memperluas area pencarian di permukaan. Diketahui mayat berjenis kelamin pria bertinggi 170 cm berkaos oblong dan bercelana pendek cokelat itu ditemukan mengambang di jarak 5,7 – 6 nautical mile ke arah selatan dari lokasi terakhir kapal hilang kontak.

“Temuan ini menjadi evaluasi dalam proses pencarian dimana nantinya pencarian di permukaan akan diperluas 10-30 nautical mile,” kata Danguspurla Koarmada II Laksamana Pertama TNI Endra Hartono, Minggu (6/7).

Endra mengatakan untuk memperluas jangkauan pencarian permukaan, TNI AL mengirim satu armada tambahan yaitu KRI Marlin yang dijadwalkan akan tiba besok.

Meski pencarian permukaan diperluas, hal itu tidak mempengaruhi fokus TNI AL dalam memindai kondisi bawah air tempat temuan diduga bangkai kapal.

Dalam proses pemindaian yang dilakukan sejak semalam menggunakan KRI Pulau Fanildo, tim menjumpai kendala seperti gelombang tinggi dan arus. Padahal proses sudah dilakukan sejak pukul 03.00-08.00 WIB namun arus dan gelombang masih kurang memungkinkan.

Alangan dalam melakukan penggambaran bawah air ini juga menjadi alasan mengapa tim penyelam belum bisa diterjunkan.

Oleh karenanya untuk memaksimalkan proses scanning bawah air, TNI AL juga akan menambah satu armada yaitu KRI Spica yang juga dilengkapi dengan teknologi pemindai bawah air.

“KRI Spica dijadwalkan akan tiba besok,” jelasnya.

Sementara itu, Deputi Operasional dan Kesiapsiagaan Basarnas Ribut Eko Suyatno menambahkan bila penemuan mayat itu menjadi sinyal dalam proses pencarian.

Ia tidak bisa memastikan apakah korban terperangkap di dalam kapal. Namun besar kemungkinan besar korban berada di dalam air.

“Tapi munculnya mayat ke permukaan ini membawa tanda-tanda yang menjadi petunjuk dalam proses pencarian,” kata Eko.

Eko menyebut posisi bangkai kapal yang sebelumnya dideteksi berada pada radius 1 – 1,2 nautical mile dari lokasi awal tenggelam diduga juga bergeser akibat arus. Lokasinya dimungkinkan berada tak jauh dari temuan mayat.

“Tapi bagaimana pastinya kami menunggu proses pencarian bawah air yang dilakukan oleh TNI AL. Karena data bawah air itu harus didapat dulu, sebelum melakukan tahapan selanjutnya,” terangnya.

Terkait identitas mayat, Eko juga belum bisa memastikan identitasnya. Sebab saat ini masih dalam tahap identifikasi Victim Identification (DVI) Biddokes Polri. Proses tersebut memerlukan waktu supaya hasilnya akurat dan tepat.

“Jadi jenazah masih dalam tahap identifikasi, antem mortem yang ada. Hasilnya akan diumumkan oleh tim DVI,” tegasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Ikhwan
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.