KabarBaik.co – Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) ke beberapa hewan ternak di Kabupaten Bojonegoro membuat Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro bertindak. Yakni melakukan pencegahan dengan cara melakukan penyemprotan pada pasar hewan yang terdapat di Kecamatan Balen, Bojonegoro. Sepuluh sapi yang terindikasi terjangkit PMK langsung diambil sempel darah untuk diuji labarotorium.
Lutfi Nurrahman, kabid Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Disnakan Kabupaten Bojonegoro mengatakan, pihaknya menggandeng BPBD Bojonegoro dan instansi lain seperti TNI/Polri dalam melakukan pencegahan mewabahnya PMK.
“Kita bersama dengan instansi lain melakukan penyemprotan disinfektan ke kandang-kandang sapi maupun di pasar hewan di Kabupaten Bojonegoro untuk mencegah penularan PMK,” ujar Lutfi, Kamis (9/1).
Menurut Lutfi, dalam pemeriksaan yang dilakukan petugas gabungan di pasar hewan, terdapat sepuluh sapi yang terindikasi terkena PMK. Karena itu, pihaknya mengambil sempel darah dari sapi untuk diuji laboratorium. ” Sampai dengan saat ini kita masih menunggu hasil dari uji lab yang kita lakukan. Semoga kesepuluh sapi tidak terdampak,” harap Lutfi.
Meskipun PMK belum mewabah di Kabupaten Bojonegoro, lanjut Lutfi, namun pihaknya tetap menghimbau kepada para peternak sapi agar selalu waspada dan selalu menjaga kebersihan kandang. Selain itu, pihaknya juga meminta kepada para peternak untuk menunda membeli sapi, terlebih dari luar Kabupaten Bojonegoro.
“Jangan sampai sapi yang dalam keadaan sehat melihat sapi yang terjangkit PMK jadi sakit. Apalagi berada dalam satu kandang karena PMK dapat ditularkan lewat udara,” jelas Lutfi. Dia menjelaskan, hewan yang terjangkit PMK memiliki ciri-ciri demam tinggi sekitar 39–41°C, lepuh atau luka berisi cairan pada lidah, gusi, hidung, tercak, atau kuku, keluar air liur berlebihan (hipersalivasi).
Ciri-cirinya lainnya yaitu mengalami pincang atau tidak mampu berjalan, hilang nafsu makan, bibir bergetar, mulut berbusa, dan penurunan berat badan. (*)