Transformasi Permukiman: Suara Perubahan dari Lorong-Lorong RT dan RW

oleh -140 Dilihat
WhatsApp Image 2025 07 06 at 13.44.31
Buku ini ditulis oleh seorang pegiat lingkungan yang tumbuh dan hidup dalam kultur masyarakat. (Foto: Dani)

KabarBaik.co – Di tengah gempuran isu perubahan iklim dan pembangunan yang kerap mengabaikan suara akar rumput, hadir sebuah buku yang mengalirkan harapan dari lorong-lorong kampung dan ruang musyawarah warga. Buku karya Edi Priyanto itu bertajuk “Transformasi Permukiman: Kelola Lingkungan Berkelanjutan”.

Buku ini bukan sekadar tumpukan teori, ia adalah refleksi nyata dari denyut kehidupan warga. Ditulis oleh seorang pegiat lingkungan yang tumbuh dan hidup dalam kultur masyarakat. Alih-alih menyampaikan gagasan dari balik meja birokrasi atau podium mewah, Edi memilih menulis dari titik paling dekat dengan kehidupan masyarakat: dari got, halaman rumah, hingga balai RT.

“Perubahan sejati sering lahir dari ruang kecil, dari hati yang resah namun penuh harapan,” tulis Edi, Minggu (6/7). Buku ini dibagi dalam enam bagian utama. Di dalamnya dibahas penerapan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam skala komunitas, pengelolaan ekonomi sirkular melalui bank sampah, hingga strategi membentuk organisasi lingkungan warga yang tangguh dan kolaboratif.

Lebih dari sekadar narasi, Transformasi Permukiman mengajak pembaca untuk merenung sekaligus bergerak. Bahwa RT dan RW tak semestinya hanya menjadi urusan administratif semata, melainkan bisa menjadi pusat edukasi, pemberdayaan, bahkan episentrum gerakan sosial warga.

Valent Hartadi, pendiri platform komunitas @rtrwnetwork, menyebut buku ini sebagai karya penting yang menggambarkan lima fungsi strategis RT dan RW di era modern: fungsi sosial-kultural, edukasi, keamanan lingkungan, pemberdayaan masyarakat, serta kolaborasi digital. “Ini bukan hanya soal lingkungan, tapi soal masa depan partisipasi warga. Buku ini wajib dibaca pengurus RT, kader lingkungan, ASN, hingga aktivis komunitas,” ujar Valent.

Yang membuat buku ini istimewa adalah pendekatannya yang menyatukan nilai-nilai lokal seperti gotong royong, dengan pendekatan berbasis data dan kerangka global seperti SDGs—semua dijalankan dalam konteks yang sangat lokal dan membumi.

Dengan gaya bahasa yang hangat dan tidak menggurui, Edi menyampaikan pesan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Buku ini menjadi cermin sekaligus lentera: mencerminkan kekuatan komunitas dan menerangi jalan menuju lingkungan yang lestari.

Lebih dari sekadar bacaan, Transformasi Permukiman adalah ajakan. Bahwa untuk menjaga bumi, tak perlu gelar tinggi atau jabatan formal. Cukup keberanian untuk mulai dari rumah sendiri. “Ketika satu kampung bergerak, satu kota bisa berubah. Dan ketika banyak kampung bangkit, bangsa ini akan bertransformasi,” tutup Edi. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Dani
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.