KabarBaik.co – Koentji Cinema menggelar workshop kelas film dengan tema pengembangan perfilman berbasis potensi lokal bagi pertumbuhan ekonomi kreatif dan pariwisata Indonesia, bertempat di Ewok Cafe, Kediri pada Kamis (28/11).
Workshop ini menghadirkan pemateri Endik Koeswoyo seorang penulis FTV, film layar lebar, sutradara videoclip, sutradara serial web dan sinetron. Peserta pun berasal dari berbagai kampus di Kota Kediri dan komunitas lokal sineas.
Founder Koentji Cinema, Roma Dwi Juliandi mengatakan bila acara ini rutin digelar tiap tahunnya dengan tujuan untuk memantik sineas muda di Kediri raya agar bisa membuat karya film yang baik.
“Harapannya dari ilmu atau materi yang disampaikan bisa dibawa pulang oleh para peserta. Disampaikan juga oleh Mas Hendi bahwa menulis skenario itu merupakan blueprint daripada sebuah film, film itu terjadi semuanya berawal dari adanya skenario,” kata Roma.
Alasan untuk memilih menggandeng sineas pemuda dalam pembuatan film, ialah untuk menciptakan generasi sineas film di Kota Kediri. Harapannya dalam dunia perfilman, Kota Kediri kedepan bisa seperti Yogyakarta, terlebih dalam mengangkat potensi lokal & budaya lokal khas yang ada di Kota Kediri.
“Kedepannya yang pertama kita harus berkomunikasi dulu antar komunitas guna beraudiensi dengan pemerintah Kota Kediri untuk menyampaikan program-program yang bisa menjadi agenda tahunan Kota Kediri. Tentunya harapannya itu bisa ada screening film, festival film dan mendatangkan narasumber nasional,” imbuhnya.
Sementara itu, Endik Koeswoyo menyampaikan materi tentang menjual ide kepada para sineas untuk bisa menarik investor.
“Kediri ini kan banyak banget sebenarnya tempat wisata banyak yang belum terekspos, terus secara view, history disini juga bagus. Artinya Kediri punya potensi yang sangat bagus,” ungkapnya.
Melihat potensi perfilman di Kota tahu itu, Endik pun memberikan contoh bagi para sineas untuk bisa mengangkat film berkaitan dengan pariwisata maupun tempat kuliner.
“Kendalanya biasanya supporting, kenapa Jogja itu sangat kuat karena mereka antar komunitas itu saling support. Harusnya di Kediri sesama komunitas juga bisa saling support,” pungkasnya. (*)