KabarBaik.co- Kalender Hijriah sudah memasuki bulan ketiga, Rabiul Awal. Di banyak daerah, masyarakat mulai mempersiapkan beragam peringatan dan perayaan kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad SAW. Termasuk di wilayah Jawa Timur.
Berikut sejumlah tradisi di Jawa Timur yang dilakukan dalam rangka memperingati kelahiran manusia agung dan terpuji, Rasulullah SAW:
1. Angkatan Molod (Gresik)
Tradisi ini rutin dilakukan warga di Pulau Bawean, Gresik. Sudah turun temurun sejak berpuluh-puluh tahun silam. Sepekan sebelum 12 Rabiul Awal tiba, warga berbelanja beragam jenis barang ke pasar. Sebagian besar berupa perkakas rumah tangga. Ada blender, magic com, dan lainnya. Selain perabot rumah tungga, juga berupa buah-buahan hingga hasil bumi.
Kemudian, barang-barang itu dirangkai dan menghiasanya dalam sebuah tempat. Biasanya berbahan kayu. Warga menyebutnya sebagai berkat. Jika dinominalkan, jumlahnya lumayan besar. Bisa lebih dari Rp 2,5 juta. Berkat itupun ramai-ramai diangkat ke masjid setempat. Terkadang, berkat itu juga berhias uang tunai. Menariknya, mata uang itu dari berbagai negara. Ada ringgit Malaysia, dolar Singapura, dolar Amerika hingga riyal Arab Saudi. Hiasannya dalam beragam bentuk. Salah satunya berwujud perahu.
2. Endog-endogan (Banyuwangi)
Tradisi ini dilakukan dengan cara menancapkan telur pada bambu yang telah dihiasi bunga berbahan kertas. Setiap tahun, Suku Osing melaksanakan tradisi Endog-endogan untuk memperingati Maulid Nabi, sebagai simbol dari kelahiran.
3. Rebutan Koin (Kediri)
Masyarakat Kediri juga memiliki tradisi khusus saat bulan Rabiul Awal gunamemperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, yaitu Rebutan Koin. Konon, tradisi ini sudah berjalan sejak 1908. Rebutan koin berlangsung seru. Yang ikut rebutan mulai dari anak-anak maupun orang dewasa. Tidak hanya di Kediri, di tempat-tempat lain juga banyak yang melaksanakan hal serupa. Simbol bersedekah sekaligus berbagai kebahagiaan.
4. Sebar Udikan (Madiun)
Tradisi Sebar Udikan di Madiun hampir sama dengan Tradisi Rebutan Koin. Warga yang mampu menyebarkan uang koin atau kertas, lalu masyarakat lain berebut uang tersebut. Namun, biasanya uang-uang itu sudah ditata dengan harapan agar masyarakat tidak sampai terluka saat berebut uang tersebut.
5. . Rebu’en (Probolinggo)
Sedikit berbeda dengan tradisi di Kediri, Rebu’en dilaksanakan dengan memperebutkan bahan makanan hingga perlengkapan memasak. Ada panci, dandang, wajan, dan sejenisnya. Perabot itu bukan disebar. Namun, digantungkan di langit-langit musala atau masjid. Lalu, setelah mengaji, salawatan, atau membaca barzanji, masyarakat kemudian dipersialakan berebut perabot yang menjadi simbol keberkahan itu.
6. Pawai Maulid (Surabaya)
Dari sekian banyak perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, salah satu tradisi yang juga selalu semarak adalah pawai atau karnaval. Nah, di Kota Surabaya, salah satu kawasan yang rutin melaksanakan Pawai Maulid. Masyarakat berpawai dengan berjalan kaki atau mengendari kendaraan terbuka yang berhias. Busana yang mereka pakai terkadang unik dan menarik.
Demikian beragam tradisi di Nusantara dalam menyambut kelahiran Nabi Muhamamd SAW. Tentu, masih banyak daerah lainnnya yang juga memiliki tradisi berbeda yang unik dan menarik. Namun, mempunyai niat baik yang sama. Merayakan dan mensyukuri atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, nabi yang menjadi penerang jalan dari kegelapan menjadi cahaya yang terang benderang. Yakni, agama Islam. (*)






