KabarBaik.co – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sidoarjo terus merangkak naik. Hingga 27 Mei 2025, tercatat 275 kasus. Dari jumlah itu, 210 kasus terjadi sejak Januari hingga April, dan 65 kasus lainnya muncul selama Mei.
Kecamatan Waru mencatat jumlah kasus aktif tertinggi, yaitu 13 kasus. Bahkan, satu kematian pertama akibat DBD tahun ini juga berasal dari kecamatan tersebut. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, Waru masuk dalam kategori zona merah.
Beberapa kecamatan lain yang termasuk zona kuning atau berisiko tinggi adalah Sidoarjo (28 kasus), Candi (20 kasus), dan Buduran (16 kasus), karena mencatat lebih dari 10 kasus.
Tren kasus harian DBD di bulan Mei fluktuatif. Tercatat lonjakan tertinggi pada 6 Mei dan 22 Mei, dengan masing-masing 7 dan 6 kasus. Sementara itu, hari tanpa laporan kasus juga ada, seperti pada 4, 9, dan 10 Mei.
Sejumlah kecamatan masih berada di zona hijau karena kasusnya di bawah 10, seperti Sedati (9 kasus), Gedangan (7 kasus), dan Sukodono (8 kasus). Beberapa wilayah bahkan nihil kasus, di antaranya Balongbendo dan Tarik 1 dan 2.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr. Lakhsmie Herawati Yuwantina, mengimbau masyarakat agar tidak lengah dalam menghadapi musim pancaroba yang rentan memicu kasus DBD.
“Langkah-langkah seperti 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang) serta fogging di daerah endemis terus digalakkan. Termasuk, membuat surat edaran dari Bupati terkait trend DBD yang alami kenaikan,” kata Lakhsmie saat dihubungi, Kamis (29/5).
Pihaknya juga akan menggencarkan edukasi kepada warga, terutama di lingkungan sekolah dan perumahan, untuk menekan penyebaran nyamuk Aedes aegypti.
“Kami bersama stakeholder terkait, baik camat, TP PKK dan kader kesehatan secara maksimal melakukan upaya pencegahan termasuk sosialisasi dan fogging jika memenuhi syarat dan ketentuan,” tutupnya. (*)






