KabarBaik.co – Wisata Dusun Kuliner (WDK) di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, kini tengah viral di media sosial. Wahana wisata yang berdiri di atas lahan seluas 3,3 hektare ini memadukan konsep taman bunga dengan deretan warung kuliner khas Jawa bernuansa rumah joglo.
Terletak di kawasan perbukitan berhawa sejuk, WDK menghadirkan suasana alami dengan kontur tanah naik turun. Sejumlah jalur dibuat berbentuk tangga dan beberapa titik dilengkapi joglo kecil sebagai tempat istirahat. Setiap sudutnya tampak estetik dan Instagramable, membuat pengunjung tak henti mengabadikan momen lewat foto dan video.
Owner WDK, Hari, menjelaskan bahwa konsep wisata ini dibangun dengan semangat pemberdayaan masyarakat lokal. Sejumlah anak muda Desa Tulungrejo dilibatkan sebagai pemandu wisata dengan busana lorek cokelat khas Jawa. Sementara warung-warung kulinernya dikelola langsung oleh warga sekitar.
“Kami datangkan rumah joglo untuk warung ini dari Blitar, Tulungagung, dan beberapa daerah lain di Jawa Timur,” ujar Hari saat berbincang dengan mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang berkunjung ke lokasi, Minggu (26/10).
Hari mengungkapkan, pembangunan WDK dimulai pada 2021 dengan melibatkan akademisi dari Universitas Brawijaya (UB) sebagai konsultan penataan taman dan pemilihan tanaman. “Baru setahun terakhir ini viral. Itu pun viralnya alami, bukan karena promosi media sosial yang kami gencarkan,” jelasnya.
Menurut Hari, pihaknya sengaja tidak melakukan promosi besar-besaran agar manajemen wisata tetap terkendali. “Kalau kami dorong lewat tim medsos, khawatir pengunjungnya membeludak dan kami belum siap dari sisi SDM,” katanya.
Setiap akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai 15 ribu orang. Harga tiket masuknya pun cukup terjangkau, hanya Rp10.000 per orang. Bahkan, pengunjung bisa mendapat potongan harga menjadi Rp5.000 jika mengikuti akun Instagram resmi WDK. Untuk parkir mobil, tarifnya sebesar Rp10.000 per unit.
Dalam kunjungannya, Dahlan Iskan juga berdialog dengan sekitar 30 peserta kegiatan yang digelar di kawasan WDK. Beberapa peserta berbagi kisah inspiratif, seperti Novi Yoga Putra, mantan satpam yang kini sukses menjadi pengusaha real estate dengan puluhan proyek, serta Fedi, pengusaha software akuntansi yang banyak digunakan pelaku kuliner.
Diskusi tersebut juga menyoroti ekosistem digital di berbagai daerah. Para peserta menilai branding teknologi di Yogyakarta lebih kuat dibanding Malang, karena ekosistem startup di Jogja sudah lebih matang. (*)







