KabarBaik.co- Presiden RI ke-7 Joko Widodo akan segera purnatugas atau lengser. Prabowo Subianto bakal menggantikannya sebagai Presiden ke-8 untuk periode 2024-2029. Serangkaian persiapan dan pelantikan telah dilaksanakan. Termasuk prosesi pelantikan anggota DPR/MPR dan DPD RI terlebih dulu.
Berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024, pengucapan sumpah/janji presiden dan wakil presiden dijadwalkan pada Minggu, 20 Oktober 2024. Pelantikan itu bakal digelar di Gedung MPR/DPR, Jakarta.
Sementara itu, dilansir dari Antara (20/9), Plt Sekretaris Jenderal MPR RI Siti Fauziah mengatakan, MPR RI akan menggelar Sidang Paripurna MPR Awal Masa Jabatan 2024-2029 untuk melantik anggota MPR hasil Pemilu 2024 pada 1 Oktober di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. “1 Oktober nanti ada sidang pelantikan anggota baru,” katanya.
Dia menjelaskan, agenda Sidang Paripurna MPR Awal Masa Jabatan 2024-2029 itu adalah pelantikan anggota DPR periode 2024-2029, pelantikan anggota DPD periode 2024-2029, dan pelantikan anggota MPR periode 2024-2029. Anggota MPR periode 2024-2029 akan bertambah dibandingkan dengan jumlah anggota MPR periode 2019-2024. Pada periode sebelumnya, anggota MPR berjumlah 711 anggota.
“Nanti periode 2024-2029 ada 732 (anggota). Jadi, ada penambahan baik dari DPR maupun dari DPD, kalau DPD jelas karena pengembangan provinsi yang pasti bertambah,” ujarnya.
Adapun pimpinan MPR periode 2024-2029 nanti terdiri aras delapan orang dari fraksi partai politik di DPR dan satu orang dari kelompok DPD. Jumlah tersebut, lanjut dia, mengalami pengurangan dibandingkan dengan pimpinan MPR periode 2019-2024 yang berjumlah 10 orang. Artinya, pimpinan MPR berkurang satu.
Setelah agenda pelantikan, Siti mengatakan, MPR akan melakukan rapat pembentukan alat kelengkapan dewan (AKD) dan lainnya pada 2 Oktober. Demikian pula, DPR dan DPD juga akan menggelar pemilihan pimpinannya masing-masing.
Setelah pemilihan pimpinan DPR dan DPD dilakukan, selanjutnya akan dilangsungkan pemilihan pimpinan MPR. “Kemungkinan nanti pelantikan pimpinan MPR di tanggal 3 atau 4 (Oktober), tergantung dari pelantikan atau pemilihan dari pimpinan DPR dan DPD,” paparnya.
Siti menambahkan, Sidang Paripurna MPR Awal Masa Jabatan 2024-2029 akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Adapun, Sidang Paripurna MPR pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029 akan dilangsungkan pada 20 Oktober.
Sejarah Gedung Kubah Hijau
Gedung kubah hijau DPR/MPR RI selalu menjadi saksi periodesasi pergantian kepemimpinan nasional. Gedung itu didirikan pada 8 Maret 1965 melalui Surat Keputusan Presiden RI Nomor 48/1965. Berawal dari gagasan Presiden Pertama RI Ir Soekarno untuk menyelenggarakan Conference of the New Emerging Forces (Conefo).
Arsitektur gedung merupakan hasil rancangan karya Soejoedi Wirjoatmodjo, Dpl Ing, yang ditetapkan dan disahkan Presiden Soekarno pada 22 Februari 1965. Pembangunan sempat terhambat. Sebab, terjadi peristiwa G 30 S/PKI dan dilanjutkan kembali berdasarkan Surat Keputusan Presidium Kabinet Ampera Nomor 79/U/Kep/11/1966 tanggal 9 Nopember 1966 yang peruntukannya diubah menjadi Gedung MPR/DPR RI.
Komplek MPR/DPR/DPD RI terdiri atas beberapa gedung. Yakni, Gedung Nusantara yang merupakan gedung utama dalam komplek MPR/DPR/DPD yang berbentuk kubah dengan bentuk setengah lingkaran yang melambangkan kepakan sayap burung yang akan lepas landas, Gedung Nusantara I setinggi 100 meter dengan 24 lantai yang diresmikan, Gedung Nusantara II, Gedung Nusantara III, Gedung Nusantara IV, Gedung Nusantara V, Gedung Bharana Graha, Gedung Sekretariat Jenderal MPR/DPR/DPD, Gedung Mekanik, dan Masjid Baiturrahman.
Di areal komplek Gedung MPR/DPR RI, terdapat kolam air mancur dengan patung Elemen Estetik dan diapit oleh tiang bendera berjumlah 35 buah dan Gedung dengan tulisan besar Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dengan titik pandang utama tangga yang besar dan tinggi masuk Gedung Nusantara.
Wujud Patung Elemen pada dasarnya berupa tiga bulatan yang saling berhubungan dan berkesinambungan. Patung Elemen Estetik ini adalah karya Drs But Mochtar dari Departemen Seni Rupa Institut Teknologi Bandung.
Teknik pembuatan Patung Elemen Estetik adalah dibuat dari konstruksi rangka besi dengan lapisan sheet tembaga ditanamkan pada pondasi beton. Pembuatan Patung Elemen Estetik selesai pada 1977. (*)