KabarBaik.co – Nama Abdullah Hamdi bukanlah sosok yang asing di kalangan masyarakat Gresik, terutama dalam urusan infrastruktur. Duduk sebagai Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik, pria ini dikenal luas karena komitmennya yang tinggi terhadap tugas pengawasan.
Selain hadir di ruang-ruang rapat, Hamdi juga kerap menghabiskan waktunya di lapangan. Hal ini guna meninjau, mendengar, dan merasakan langsung problem-problem masyarakat.
Tugas sebagai wakil ketua komisi III yang ia emban memang fokus pada urusan infrastruktur dan Hamdi menjalankannya secara total. Dari memantau jalan-jalan rusak, mengawal proses perbaikannya, hingga memastikan kualitas pembangunannya, ia selalu ingin menyaksikan langsung di lokasi.
“Kalau kita turun langsung, kita tahu persis kondisi sebenarnya. Kita bisa nilai kualitas pekerjaan, tahu apakah dikerjakan asal-asalan atau tidak dan apakah sudah sesuai dengan jumlah yang dianggarkan,” kata politisi asal Kecamatan Menganti itu, Minggu (4/5).
Tidak hanya jalan, perhatian Hamdi juga tertuju pada infrastruktur kesehatan dan lingkungan. Ia termasuk tokoh yang paling vokal mendorong pembangunan rumah sakit di wilayah Gresik selatan, wilayah yang selama ini minim fasilitas kesehatan besar.
Usahanya membuahkan hasil, RSUD Gresik Sehati akhirnya diresmikan pada Ramadan lalu, hasil sinergi antara DPRD Gresik dan Pemkab Gresik.
Di sektor lingkungan, Hamdi juga aktif menyuarakan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kecamatan Kedamean. Ia juga sering turun bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan inspeksi ke perusahaan-perusahaan yang terindikasi melanggar aturan lingkungan.
Peninjauan pabrik pascakebakaran, pengecekan drainase mampet di kawasan PPS yang langganan banjir dan macet, hingga pengawalan pembangunan kolam retensi untuk atasi banjir Kali Lamong, semua ia awasi secara langsung.
“Ini bukan pencitraan,” tegasnya. “Saya memang lebih nyaman di lapangan. Dari sana, saya bisa merasakan sendiri apa yang warga rasakan. Bisa lihat langsung titik persoalannya,” sambungnya.
Kecintaannya turun ke lapangan bukan tanpa alasan. Sebelum menjadi anggota dewan, ia mengaku sering merasa gelisah dan prihatin melihat kondisi masyarakat. Hal itu menjadi motivasi utamanya saat dipercaya duduk di kursi legislatif. “Waktu banjir luapan Kali Lamong, saya tinjau dan saya melihat sendiri ada seorang nenek harus diangkut dengan perahu kecil. Hati saya teriris,” kenangnya.
Ia mengaku tidak peduli jika apa yang ia lakuka dikatakan sebagai bentuk pencitraan atau sebagainya “saya tidak peduli, saya hanya menjalankan amanah dan tugas yang saya emban. Memang seperti inilah gaya saya, tidak ada yang ditambah dan dikurangi. Memang inilah Abdullah Hamdi” Tegasnya.
Abdullah Hamdi dibesarkan dari keluarga yang sederhana. Ayahnya merupakan tokoh agama dan ia ditinggal oleh sang ayah saat masih menduduki bangku kelas 1 SMP.
Ia selanjutnya dibesarkan oleh sang ibunda yang baru wafat satu setengah tahun yang lalu. Ibunya selalu berpesan supaya Hamdi menjadi wakil rakyat yang tak pandang bulu dalam melayani masyarakat.
Abdullah Hamdi dalam kiprahnya sangat vokal terhadap problem-problem yang ada di tengah masyarakat. Ia hadir untuk membantu dan memberikan solusi. Politisi PKB ini contoh nyata wakil rakyat yang memilih hadir, meski harus kotor sepatu.(*)