Bersihkan Kafan Ratusan Meter Jadi Tradisi Sambut Ramadan di Cungking Banyuwangi

oleh -978 Dilihat
IMG 20250213 WA0033
Tradisi Resik Lawon di Lingkungan Cungking,

KabarBaik.co – Masyarakat Osing di Lingkungan Cungking, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri, Banyuwangi menggelar tradisi Resik Lawon, Kamis (13/2). Tradisi tersebut merupakan rangkaian untuk menyambut kedatangan bulan Ramadan.

Tradisi Resik Lawon, dilakukan dengan cara pembersihan makam leluhur setempat bernama Ki Wongso Karyo atau Buyut Cungking. Hal yang wajib dibersihkan utamanya pada bagian penutup makam yang kemudian masyarakat menyebutnya lawon.

Kain itu merupakan mori atau kafan panjangnya mencapai 110,75 meter yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat. Air dari hasil pembersihan bahkan menjadi rebutan karena dianggap membawa berkah.

kabarbaik lebaran

Juru kunci makam Buyut Cungking, Jam’i, mengatakan Resik Lawon merupakan tradisi tahunan yang digelar setiap menjelang bulan ramadan. Tradisi ini dilakukan secara gotong royong sebagai simbol kebersamaan..

Jam’i menjelaskan, prosesi tradisi ini dimulai dengan melucuti kain itu dari makam Buyut Cungking. Kain itu setelahnya dibawa ke Dam Krambatan, Banyu Gulung untuk disucikan.

Setelah dicuci bersih, kain-kain tersebut dibilas dengan air yang ditaburi bunga tujuh rupa di balai tajuk lingkungan Cungking.

Puncak ritual adalah penjemuran kain lawon di jalan lingkungan Cungking. Kain-kain putih itu dijemur di bawah terik matahari, dan selama proses penjemuran, kain tidak boleh jatuh atau terkena tanah. Konon, jika hal itu terjadi, dipercaya akan membawa balak atau hal yang tidak diinginkan.

“Tradisi ini terus kami lestarikan bagian dari upaya kami untuk menghormati leluhur dan menjaga tradisi yang sudah diwariskan secara turun-temurun,” jelasnya.

Tradisi ini bahkan sudah sangat melekat dalam kehidupan masyarakat setempat. Keunikannya bahkan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi orang luar wilayah itu maupun wisatawan.

Seperti yang diutarakan Fatimah warga asal Jember. Ia yang kebetulan tengah singgah di rumah saudaranya, dikabari tentang adanya tradisi Resik Lawon. Karena penasaran ia pun melihat bagaimana tradisi ini berlangsung.

“Kebetulan pas ke rumah saudara, dikabari ada ritual resik lawon. Saya penasaran, kebetulan jaraknya juga dekat jadi saya datang untuk melihat,” ujarnya.

Ia pun mengaku kagum sebab di Banyuwangi masih banyak masyarakat yang memegang kuat tradisinya. Ia berharap tradisi semacam itu dapat terus lestari dan dirawat dengan baik.

“Saya kagum dan semoga tetap bisa lestari tradisinya,” harapnya.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Ikhwan
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.