KabarBaik.co – Cuaca ekstrem yang melanda Selat Bali menjadi kendala dalam proses pencarian bangkai KMP Tunu Pratama Jaya.
KRI Pulau Fanildo yang ditugasi memindai kondisi bawah air gagal mendapatkan data karena derasnya arus dan gelombang tinggi yang melanda sejak Minggu (5/7) dini hari.
Kegagalan mendapatkan data tentang penggambaran situasi bawah air itu menyebabkan pengerahan tim penyelam ditunda. Tim penyelam akan dikerahkan ketika data penggambaran sudah di dapat.
“Kendala yang kami hadapi memang tadi malam mulai dari pukul 00.00 WIB arus, kemudian gelombang yang tinggi dan sebagainya,” kata Laksamana TNI Endra Hartono, Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II.
Berdasarkan informasi yang diterima ada 15 dari 22 penyelam yang dinyatakan siap menyelam. Kesiapan itu dibuktikan setelah belasan penyelam itu menjalani pemeriksaan medis di RSUD Blambangan.
Untuk memaksimalkan pemindaian bawah air, TNI-AL akan mendatangkan KRI Spica sebagai armada tambahan bagi KRI Pulau Fanildo.
Area identifikasi juga diperluas dari wilayah fix datum atau titik koordinat pencarian kapal ke arah timur dan selatan Selat Bali.
“Untuk lebih meyakinkan kembali TNI-AL mengirim satu KRI lagi yang berspesifikasi underwater detection yaitu KRI Spica yang malam ini akan berangkat langsung ke lokasi. Sehingga diharapkan juga akan lebih meyakinkan kembali kepada kita terkait gambaran situasi yang ada di Selat Bali,” jelasnya.(*)