Dorong Efisiensi Jadwal Sandar Kapal Curah, TTL dan KSOP Tanjung Perak Terapkan Skema Berthing Priority

oleh -178 Dilihat
WhatsApp Image 2025 07 06 at 18.22.44
TTL bersama KSOP Utama Tanjung Perak mendorong transformasi layanan kepelabuhanan melalui penerapan konsep Berthing Priority bagi kapal curah kering. (Foto: Dani)

KabarBaik.co – PT Terminal Teluk Lamong (TTL) bersama Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Perak terus mendorong transformasi layanan kepelabuhanan melalui penerapan konsep Berthing Priority bagi kapal curah kering. Inovasi ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan efisiensi dan kepastian waktu sandar di dermaga TTL.

Konsep Berthing Priority ini menggantikan sistem lama berbasis First In First Out (FIFO), yang selama ini mengatur urutan tambat berdasarkan waktu kedatangan kapal. Kini, penentuan jadwal sandar dilakukan berdasarkan booking schedule dari pemilik barang (cargo owner), baik sebelum maupun setelah kapal berangkat dari pelabuhan muat (Port of Loading).

Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait, menjelaskan bahwa sistem baru ini merupakan bagian dari komitmen TTL dalam menciptakan ekosistem logistik yang lebih transparan dan efisien.

“Kami percaya, digitalisasi dan keterbukaan informasi dalam perencanaan tambat kapal adalah kunci membangun kepercayaan. Berthing Priority menjadi inovasi penting dalam mewujudkan efisiensi layanan kepelabuhanan,” ungkap David, Minggu (6/7).

Sosialisasi yang dihadiri para pelaku industri logistik, seperti shipping agent, cargo owner, forwarder, serta perwakilan dari Indonesia Shipping Agencies Association (ISAA), ini menjadi ruang kolaborasi multipihak untuk menyukseskan implementasi konsep baru tersebut.

Kepala KSOP Utama Tanjung Perak, Agustinus Maun, turut mengapresiasi inisiatif TTL. Ia menilai inovasi ini selaras dengan upaya pemerintah dalam membangun pelabuhan yang lebih adaptif dan berkelanjutan.

“Ekosistem pelabuhan harus efisien dan efektif. TTL sudah memulai langkah besar dengan Terminal Booking System, Berthing Priority, hingga kewajiban menyusun Business Continuity Plan (BCP). Semua ini mendukung kelancaran operasional dan kesinambungan layanan,” ujarnya.

Agustinus menjelaskan, evaluasi dan sosialisasi yang dilakukan kali ini menjadi wadah penting untuk menyerap aspirasi dari para pemilik barang dan pemangku kepentingan lainnya.

Selain memberikan kepastian waktu tambat, Berthing Priority juga berpotensi mengurangi risiko denda demurrage yang selama ini menjadi beban pelayaran dan pemilik barang. Sistem ini sekaligus membuka peluang bagi mereka untuk mendapatkan insentif despatch atas efisiensi waktu bongkar muat.

Dari sisi operasional, konsep ini mempermudah perencanaan perawatan alat bongkar muat, seperti crane dan peralatan pendukung lain. Jadwal yang lebih teratur memungkinkan utilisasi dermaga dilakukan secara strategis dan berorientasi pada kecepatan serta kualitas pelayanan.

Dengan semangat inovasi, TTL menegaskan komitmennya untuk menjadi pelabuhan masa depan yang tidak hanya modern dan efisien, tetapi juga menjadi model bagi pelabuhan lain di Indonesia dalam membangun layanan kepelabuhanan yang unggul dan berdaya saing tinggi. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Dani
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.