Elza Nikma Yunita, Perempuan Muda Asal Jombang Suarakan Perlindungan Perempuan Lewat KOPRI PKC Jatim

oleh -227 Dilihat
WhatsApp Image 2025 07 07 at 12.38.17
Elza Nikma Yunita, kandidat Ketua KOPRI Korp PMII Puteri. (Foto: Istimewa)

KabarBaik.co – Sosok muda asal Jombang, Elza Nikma Yunita, tampil sebagai kandidat ketua KOPRI (Korp PMII Puteri) Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Jawa Timur. Dia membawa visi kuat dalam pemberdayaan dan perlindungan perempuan.

Dia menilai pentingnya peran organisasi mahasiswa, khususnya perempuan, sebagai garda depan pendampingan korban kekerasan seksual dan ekonomi. Dalam keterangannya, Elza secara terbuka membagikan pengalamannya sebagai penyintas pelecehan seksual yang justru menjadi pemantik komitmennya membangun ruang aman bagi perempuan.

“Awalnya saya pikir saya sendiri. Tapi ketika mulai terbuka, saya sadar bahwa banyak perempuan lain mengalami hal serupa. Ini bukan soal individu, ini soal sistem,” ujar Elza kepada wartawan, Senin (7/7).

Elza menyoroti tingginya kasus kekerasan seksual di Jombang yang kerap terjadi di lingkungan privat dan relasi kuasa, seperti rumah tangga dan lembaga pendidikan keagamaan. Ia menekankan pentingnya edukasi sejak dini serta pengawasan terhadap media digital yang makin mudah diakses anak-anak.

Namun, Elza menilai upaya pencegahan saja tidak cukup. Korban juga perlu didorong untuk pulih dan mandiri secara ekonomi. Dalam penelitiannya di kawasan Cukir, Elza menemukan bahwa kegiatan usaha kecil seperti produksi kue bolen yang digerakkan oleh ibu-ibu penyintas mampu menjadi ruang pemulihan yang efektif.

“Usaha bolen itu awalnya sederhana, tapi sekarang jadi simbol harapan di desa. Artinya, pemulihan korban bisa dimulai dari hal kecil, asal ada dukungan dan ruang yang tepat,” jelasnya.

Lewat KOPRI PKC Jatim, Elza merancang program-program konkret seperti pusat layanan pengaduan berbasis organisasi, pendampingan hukum dan psikologis, serta pelatihan kewirausahaan bagi perempuan terdampak kekerasan.

Ia juga mengkritisi lemahnya regulasi daerah dalam melindungi perempuan. Salah satunya terkait revisi Peraturan Daerah (Perda) tentang perlindungan perempuan di Jombang yang dinilai terlalu lamban. “Ini bukan soal birokrasi semata, tapi cerminan seberapa serius pemerintah daerah menempatkan perempuan dalam kebijakan,” tegasnya.

Sebagai aktivis muda, Elza mendorong mahasiswa, terutama kader PMII dan KOPRI, untuk tidak hanya aktif di forum-forum diskusi, tetapi juga terjun langsung ke masyarakat. “Kepercayaan publik terhadap mahasiswa harus dibayar dengan aksi nyata. Kita tidak bisa hanya bicara konsep, tapi harus terjun sebagai pelaku perubahan sosial,” ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Teguh Setiawan
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.