KabarBaik.co – Sebuah gebrakan baru hadir dalam dunia perfilman Indonesia. Festival Film Santri, sebuah inisiatif yang bertujuan mengembangkan sinema dan nilai-nilai Islam telah sukses digelar dengan meriah. Acara puncak yang dirayakan pada Hari Santri Nasional berhasil memukau 27.000 santri dari tiga pondok pesantren besar di Jawa Timur.
Berawal dari serangkaian workshop produksi dan pengarsipan film yang diselenggarakan di lima pondok pesantren, para santri diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi kreativitas mereka dalam membuat film. Hasil karya mereka kemudian diputar dalam program “Misbar Santri”, sebuah program screening film yang diadakan secara mandiri di masing-masing pondok pesantren.
“Alhamdulillah di pondok pesantren kami (Pondok Pesantren Sidogiri) sudah dilakukan misbar atau program screening, ke depan harapannya semakin banyak santri yang membuat film sebagai usaha untuk menyampaikan peran-peran penting pesantren, kyai, dan santri dalam praktik keindonesiaan kita, serta sebagai media dakwah populer,” ujar Fatihin Husni, salah satu peserta workshop dari Pondok Pesantren Sidogiri.
Sementara itu, Yogi Ishabib, Direktur Program Festival Film Santri membeberkan, Festival Film Santri adalah festival film di Indonesia yang fokus pada perkembangan sinema dan dunia Islam. Festival Film yang akan diselenggarakan pada 2025 ini memulai langkah awal dengan mengaktivasi program-program seperti: Workshop Pengarsipan dan Produksi Film, Workshop Kritik dan Kuratorial film, Misbar Santri, dan Santri Keliling.
Sebelumnya Festival Film Santri telah menggelar rangkaian program workshop di lima pondok pesantren di Jawa Timur. Workshop Pengarsipan dan Produksi Film diawali dari Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan pada 22-24 Agustus 2024, yang kemudian secara berurutan dilaksanakan di Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan (30 Agustus-1 September), An Nur II Malang (6-8 September), Lirboyo Kediri (28-30 September), dan Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo (4-6 Oktober).
“Rangkaian program ini merupakan apresiasi terhadap karya-karya yang dibuat oleh santri selama proses Workshop Pengarsipan dan Produksi Film berlangsung. Sebelumnya misbar santri dilakukan di pondok pesantren, kemudian karya-karya santri akan diputar di ruang-ruang publik agar mendapat apresiasi lebih luas,” urai Yogi Ishabib.
Sedangkan Agoes Sam, Direktur Festival Film Santri berharap Festival Film Santri tidak hanya menjadi ajang perayaan semata, tetapi juga sebagai sarana belajar sekaligus menjaga tali silaturahmi antara pesantren dengan dunia di luar pesantren serta menjadi ruang tumbuh bersama bagi insan-insan kreatif yang tak pernah lelah berkarya melalui film.(*)








