KabarBaik.co – Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas) menggandeng mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) untuk berdiskusi tentang permasalahan sampah dan lingkungan di Kabupaten Sidoarjo. Diskusi interaktif ini berlangsung pada Jumat (24/1) dengan tujuan mencari solusi kreatif atas permasalahan yang semakin kompleks.
Menurut data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo, setiap warga menghasilkan rata-rata 0,59 kilogram sampah per hari. Total sampah yang masuk mencapai hampir 1.200 ton setiap harinya. Hal ini menunjukkan urgensi pengelolaan sampah yang lebih baik di kota ini.
“Diskusi seperti ini diharapkan mampu membuka ruang dialog. Mahasiswa dapat menyampaikan hasil pengamatan mereka di lingkungan masing-masing. Kami siap mendiskusikan solusi bersama,” ujar Suyanto Asmoro, anggota Tim Sosialisasi DLHK Sidoarjo.
Selama diskusi, mahasiswa Unusida menyampaikan berbagai pandangan terkait dampak sampah terhadap lingkungan, termasuk potensi banjir dan peluang pengolahan sampah menjadi energi alternatif seperti listrik atau bahan bakar ramah lingkungan.
Kepala DLHK Sidoarjo, Bahrul Amig, menyambut baik ide-ide yang disampaikan mahasiswa. Ia mengajak mereka untuk terus berkolaborasi, baik dalam bentuk penelitian maupun inovasi pengelolaan sampah.
“Kami berharap mahasiswa memberikan saran atau pandangan baru terkait pengelolaan sampah. Misalnya, bagaimana generasi muda di era digital bisa berkontribusi dalam pengawasan dan pengelolaan sampah,” katanya.
Sementara itu Ketua Forwas, M. Taufik, menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mengatasi permasalahan sampah. Ia mengusulkan adanya gerakan edukasi kreatif untuk meningkatkan kesadaran publik.
“Misalnya, kita viralkan permasalahan sampah atau kebiasaan buang sampah sembarangan. Tapi, jangan sampai menjatuhkan. Justru harus ada edukasi yang benar sesuai prosedur pengelolaan sampah,” ujarnya.
Taufik menambahkan, langkah-langkah kecil seperti kampanye kreatif dapat berdampak besar bagi kesadaran masyarakat. Ia berharap kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat dapat menghasilkan solusi konkret yang berkelanjutan. (*)