Heboh Tahu Goreng Bahan Bakar Plastik, Bupati Subandi Turun Tangan Tawarkan Gas Sebagai Pengganti

oleh -463 Dilihat
IMG 20250519 WA0003
Tumpukan sampah plastik yang digunakan untuk bahan bakar menggoreng tahu di Tropodo, Krian.

KabarBaik.co – Polemik pembakaran plastik oleh pengrajin tahu di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, akhirnya mendapat respons keras dari Bupati Subandi. Tak ingin isu pencemaran lingkungan ini terus memburuk dan mencoreng nama Sidoarjo di mata dunia, orang nomor satu di Kota Delta itu langsung turun ke lokasi.

“Berita ini sudah menjadi perhatian internasional, bukan hanya nasional. Karena itu, kami perlu menindaklanjutinya secara serius,” tegas Subandi usai sidak.

Sidak dilakukan menyusul temuan penggunaan bahan bakar plastik dalam proses produksi tahu. Praktik itu dinilai mencemari udara dan berpotensi membahayakan kesehatan warga sekitar. Subandi menegaskan, tindakan tegas menanti jika pelanggaran tetap terjadi.

Menurutnya, aparat penegak hukum telah memberi waktu tenggang satu minggu bagi para pengusaha tahu untuk menghentikan pemakaian plastik. Jika lewat dari batas waktu itu, sanksi hukum tak bisa dihindari.

“Saya turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi sebenarnya. Saya tidak ingin UMKM pengusaha tahu ini berhenti beroperasi hanya karena masalah plastik,” imbuhnya.

Meski bersikap tegas, Subandi tetap membuka ruang dialog dan solusi. Ia menegaskan bahwa pemerintah berpihak pada kelangsungan usaha rakyat, namun tetap harus beriringan dengan kepedulian lingkungan.

“Kami sudah bertemu dengan para pengusaha tahu. Kami beri toleransi dan ajak mereka memilah bahan bakar yang boleh dan tidak boleh digunakan,” jelasnya.

Sebagai langkah konkret, Subandi menawarkan opsi beralih ke bahan bakar kayu atau gas bumi (PGN). Bahkan, ia menyiapkan skema subsidi bersama Pemprov Jatim jika pengusaha mau beralih ke PGN.

“Jika nantinya menggunakan PGN, kami akan koordinasi dengan Gubernur. Skemanya bisa saja 50 persen ditanggung Pemprov, 50 persen oleh Pemkab,” katanya.

Namun, ia mengingatkan bahwa toleransi bukan berarti pembiaran. Jika solusi yang ditawarkan diabaikan, Pemkab tak segan membawa masalah ini ke ranah hukum.

“Jika setelah diberi toleransi dan solusi masih melanggar, maka urusannya akan kami serahkan ke aparat kepolisian,” tandasnya.

Sementara itu, salah satu pengusaha tahu, Fery Andi Kurniawan, menyatakan akan patuh terhadap arahan pemerintah. Ia menyebut, penggunaan plastik akan dihentikan per Rabu (22/5) mendatang.

“Otomatis nanti kami tidak boleh menggunakan plastik lagi. Terakhir kami gunakan hari Rabu (22/5) besok,” ungkapnya.

Ferry mengaku selama ini memperoleh plastik dari pabrik Pakerin. Bahan tersebut dipakai untuk proses pembakaran tahu di usahanya yang mempekerjakan 25 orang dan memproduksi hingga 1,5 ton tahu per hari, yang dipasarkan ke Surabaya, Krian, dan Gresik. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Yudha
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.