KabarBaik.co – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan perlahan mulai menurun setelah dilakukan penanganan serius. Hal tersebut terjadi karena masifnya penanganan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Pasuruan. Salah satunya melakukan penyemprotan disinfektan di Pasar Hewan Sukorejo.
Menurut Kabid Keswan Disnakeswan Kabupaten Pasuruan, Panti Tri, selama satu minggu belakangan pihaknya secara masif melakukan penyemproran disinfektan di semua pasar ternak di Kabupaten Pasuruan. “Selain melakukan penyemprotan disinfektan kami juga memberikan obat disinfektan di setiap kecamatan, sehingga para peternak bisa melakukannya secara mandiri,” kata Panti, Kamis (9/01).
Panti mengatakan, selama melakukan penyemprotan disinfektan di berbagai pasar, pihaknya pernah menemukan adanya hewan ternak yang tersuspek penyakit PMK. Mengetahui hal tersebut pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak pasar dan menyuruhnya untuk membawa pulang ternak tersebut.
“Sebelumnya wabah ini sudah bisa kita tangani dan berhasil menekan angkanya. Terbukti saat ini ada sekitar 170 kasus dan 150 ternak sudah dinyatakan sembuh,” katanya.
Sementara itu, salah satu penjual sapi, Mujiono mengungkapkan bahwa sebelumnya ternak di kandangnya juga banyak terjangkit wabah PMK. Bahkan ternaknya ada yang sampai mati. “Sapi di kandang ada beberapa yang terserang PMK hingga mati, saat ini mendapatkan semprotan disinfektan,” ucap Mujiono.
Dampak yang sangat dirasakan adanya PMK selain sapi sakit bisa mati, juga mempengaruhi harga di pasaran yang saat ini mulai turun. “Sekarang aja harga jual sapi udah mulai menurun. Biasanya harga Rp 15 juta sampe Rp 16 juta. Sekarang tinggal Rp 14 juta, ya karna semua orang takut,” jelasnya. (*)






