Inovasi Mahasiswa Unair Ubah Limbah Tulang Ikan Jadi Beras Fortifikasi Nano Kalsium

oleh -135 Dilihat
IMG 20251025 WA0007
ilustrasi beras

KabarBaik.co – Tim Swasembada dari Universitas Airlangga (Unair) berhasil menciptakan terobosan dalam bidang ketahanan pangan melalui produk inovatif bertajuk GARNUSA (Garut Nusantara). Inovasi ini berupa beras analog cepat saji yang diperkaya dengan fortifikasi nano kalsium yang bersumber dari limbah tulang ikan yang selama ini terbuang.

Inovasi yang menggabungkan solusi kesehatan, kepraktisan, dan keberlanjutan lingkungan ini berhasil mengantar tim Unair lolos pendanaan hingga tahap presentasi pada ajang bergengsi Kompetisi Mahasiswa Nasional Bidang Ilmu Bisnis, Manajemen, dan Keuangan (KBMK) 2025 yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek.

Tim multidisiplin ini beranggotakan Mohammad Pradana Setyawan (D4 Teknologi Radiologi Pencitraan), Muhammad Kevin Mulki Hakim (S1 Teknik Industri), dan Irvan Betrando Banjarnahor (S1 Manajemen). Mereka berupaya membuktikan bahwa kolaborasi antar disiplin ilmu mampu menghasilkan inovasi yang realistis dan bermanfaat bagi masyarakat.

Ketua Tim Swasembada, Irvan Betrando Banjarnahor, menceritakan perjalanan awal ide ini yang sempat diragukan. “Ide ini awalnya kami ragukan, tetapi kerja keras akhirnya berbuah hasil. Kami berusaha menggabungkan disiplin ilmu masing-masing agar menghasilkan inovasi yang realistis dan bermanfaat,” ungkap Irvan, Sabtu (25/10).

​Kevin Mulki Hakim, anggota tim yang berfokus pada riset masalah, menjelaskan bahwa ide GARNUSA bermula dari keprihatinan atas tingginya angka urbanisasi yang mendorong masyarakat perkotaan memilih makanan cepat saji dengan indeks glikemik tinggi.

“Kondisi tersebut mendorong tim kami untuk menghadirkan alternatif pangan yang sehat, praktis, dan bernutrisi,” jelas Kevin.

GARNUSA memanfaatkan umbi garut sebagai bahan dasar utama, menjadikannya pilihan pangan yang lebih sehat. Keunggulan utamanya terletak pada fortifikasi kalsium yang berasal dari nano kalsium tulang ikan, yang berfungsi sebagai penguat nutrisi sekaligus menjadi solusi atas isu limbah perikanan.

Lebih canggih lagi, produk ini didukung oleh teknologi self-heating—sebuah fitur yang memungkinkan makanan matang tanpa proses pemasakan—sangat cocok bagi masyarakat perkotaan yang memiliki jadwal padat.

“Produk ini bisa matang tanpa dimasak, cocok untuk masyarakat perkotaan yang sibuk. Kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa Unair mampu menghadirkan solusi nyata bagi kebutuhan pangan masa kini,” ujar Kevin optimistis.

​Inovasi GARNUSA tidak hanya berhenti sebagai solusi pangan yang praktis. Lebih dari itu, tim ini menyasar dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang signifikan.

Secara ekonomi, inovasi ini memberikan nilai tambah pada komoditas lokal seperti umbi garut dan sekaligus mengurangi limbah tulang ikan yang sebelumnya sering terbuang sia-sia. Dari sisi lingkungan, tim ini juga mengembangkan kemasan biodegradable atau ramah lingkungan.
​“Kami juga mengembangkan kemasan biodegradable agar produk ini semakin ramah lingkungan,” tambah Kevin.

Sebagai penutup, Tim Swasembada berkomitmen untuk mendorong hilirisasi sektor pertanian dan perikanan lokal agar lebih bernilai ekonomis. Mereka berharap GARNUSA dapat menjadi penggerak dalam meningkatkan nilai tambah umbi garut di Indonesia serta mengubah limbah menjadi produk bernilai tinggi.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.