Kabar Baik Bagi Jemaah Haji yang Masuk Masa Tunggu Keberangkatan

oleh -474 Dilihat
lustrasi: emaah haji di Masjidl haram Makkah. Puncak haji jatuh pada 15 Juni 2024

JAKARTA – Ibadah haji diwacanakan dilakukan sekali seumur hidup. Langkah yang diambil pemerintah Indonesia untuk memotong antrean keberangkatan haji yang begitu panjang.

Menko PMK, Muhadjir Effendy mengaku, kewajiban haji bagi yang mampu hanya satu kali. Dan kesempatan selanjutnya harus diberikan kepada masyarakat yang belum menunaikan ibadah haji.

Muhadjir mengungkap alasan di balik wacana larangan haji lebih dari sekali. Salah satunya masa tunggu haji di Indonesia cukup lama.

“Peminat haji di Indonesia itu luar biasa, banyak sekali. Kalau tidak ada kebijakan melarang mereka yang sudah haji, untuk berkali-kali, maka peluang untuk yang lain yang belum berangkat bisa berhaji itu kecil,” kata Muhadjir.

“Kemudian masa tunggunya juga lama, semakin lama yang berangkat haji semakin berumur, semakin tua, dan itu berisiko,” tambahnya.

Selain itu, kata Muhadjir, ulama sepakat bahwa haji diwajibkan sekali seumur hidup. Jadi prioritas berangkat haji akan diberikan kepada masyarakat yang belum berangkat.

Baca juga:  Inspiratif, Kisah Nenek Asal Lowayu Gresik Berangkat Haji di Usia 91 Tahun

“Jadi ulama sepakat bahwa haji itu kewajibannya hanya sekali seumur hidup. Kemudian untuk berikutnya orang lainlah orang yang belum haji lah yang lebih berhak untuk naik haji dibanding mereka yang sudah naik haji,” kata dia.

Muhadjir menyarankan masyarakat yang rindu pergi ke Tanah Suci haji untuk memilih umrah. Ibadah umrah bisa dilakukan setiap saat dan tidak ada pembatasan.

“Kalau kangen, itu bisa ikut haji kecil, umrah itu haji kecil. Bedanya cuma nggak wukuf aja, yang lain sama. Artinya, sebetulnya sudah ada sejak dulu, Rasulullah juga menyarankan umrah, itu termasuk haji kecil. Jadi kalau kangen, itu umrah. Kalau itu nggak dibatasi, tiap bulan juga boleh,” kata dia.

Muhadjir kembali menyarankan agar ibadah haji hanya cukup dilakukan sekali. Dia juga mencontohkan dirinya yang tidak pernah naik haji selama jadi menteri.

“Sekali seumur hidup saja, saya kira cukup. Saya selama menjadi menteri, alhamdulillah tidak pernah naik haji,” sebutnya.

Baca juga:  Pemulangan Gelombang Kedua Mulai Hari Ini, Ini Pesan Kemenag untuk Para Jemaah Haji

Dia menyebut Indonesia perlu melakukan transformasi penyelenggaraan haji agar tetap dapat menjaga kesehatan jemaah selama beribadah hingga kembali pulang ke rumah masing-masing.

“Wacana ini perlu dibahas karena jemaah haji yang semakin menua berimplikasi terhadap kesehatan,” ungkap Muhadjir, dikutip dari siaran pers di situs Kemenko PMK.

Mengingat, tambah dia, ke depan persoalan kesehatan akan semakin kompleks karena semakin banyak jemaah lansia.

“Semakin banyak yang lansia karena antrian yang panjang. Itu masalah serius yang harus dipersiapkan,” ujarnya.

Berdasarkan data penyelenggaraan haji pada tahun 2023 menunjukkan bahwa sebanyak 43,78 persen jemaah berusia lebih dari 60 tahun. Sedangkan, jemaah haji Indonesia yang meninggal pada tahun itu mencapai 774 orang atau 3,38 permil dengan mayoritas berumur lansia.

Dari data tersebut, secara epidemiologi, jemaah haji lansia mempunyai risiko 7,1 kali lebih besar untuk meninggal dibandingkan jamaah haji bukan lansia, dengan penyakit penyebab kematian terbanyak adalah sepsis (infeksi yang menimbulkan kegagalan organ), syok kardiogenik (ketidakmampuan jantung memompa darah), serta penyakit jantung koroner.

Baca juga:  Kabar Baik, Tahun Depan Kuota Haji Indonesia Bertambah Jadi 221.000 Jemaah

Sementara wacana itu disampaikan Muhadjir saat menjadi pembicara kunci dalam Seminar Nasional Kesehatan Haji yang digelar oleh Kedeputian Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Kamis (24/8/2023).

Tampak hadir sebagai pembicara dalam agenda itu, Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasa Nugraha, Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Firman M. Nur, Ketum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua BAZNAS Noor Achmad, Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji Fadlul Imansyah. Juga hadir memberi sambutan Ketua Umum Asosiasi Kesehatan Haji Indonesia Dede Anwar.(kb05)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.