KabarBaik.co – Uruguay meraih tempat ketiga di ajang Copa America 2024. Tapi, hasil ini tak membuat pelatih Uruguay Marcelo Alberto Bielsa puas. Uruguay hanya bisa menang atas Kanada melalui adu penalti setelah bermain sama kuat 2-2 di waktu normal.
“Itu bukanlah penampilan yang hebat. Hasil imbang, paling tidak, hampir tidak layak. Saya pikir keputusan pelatih lawan untuk memprioritaskan kemampuan fisik daripada pemain starter biasa lebih berhasil,” kata Bielsa kepada wartawan seperti diwartakan Reuters dikutip dari channelnewsasia usai laga, Minggu (14/7).
“Saya memilih para pemain starter yang biasa meski mereka kelelahan. Ada pasang surut. Peluang yang diciptakan oleh kedua tim seimbang, tetapi sejujurnya, kami tidak bermain dengan baik,” tambahnya.
Ya, pertandingan perebutan posisi ketiga ini berjalan tegang dan penuh kejutan yang berlangsung di Bank of America Stadium, North Carolina, pagi tadi WIB. Berawal dari sepak pojok, Rodrigo Bentancur Colman sukses membawa Uruguay unggul cepat usai menuntaskan umpan Sebastian Enzo Caceres Ramos di menit ke-8.
Lebih diunggulkan dalam pertandingan ini dan sempat memimpin ternyata tak membuat La Celeste -julukan Timnas Uruguay- tampil perkasa. Justru Kanada yang berhasil menyamakan skor melalui tendangan salto Ismael Kenneth Jordan Kone pada menit ke-22.
Usai turun minum, Kanada kembali lebih banyak mengancam Uruguay. Jonathan Christian David membawa The Canucks -julukan Timnas Kanada- memimpin 2-1 memanfaatkan bola muntah Ismael Kone pada menit 80.
Upaya Uruguay mengejar ketertinggalan membuahkan hasil di injury time babak kedua. Mantan pemain Barcelona Luis Alberto Suarez Diaz menjadi pahlawan melalui golnya di menit 90+2′ yang memaksakan laga berlanjut ke adu penalti.
Saat adu penalti, kiper Uruguay Sergio Ramon Rochet Alvarez menepis tendangan Ismael Kone. Dan tendangan Alphonso Davies kena mistar gawang. Sementara seluruh eksekutor Uruguay berhasil menjalankan tugasnya.
“Meski di tempat ketiga, saya pikir Uruguay adalah salah satu dari tiga tim terbaik di turnamen ini. Meskipun turnamen ini terjadi setelah musim yang panjang dan kelelahan mempengaruhi para pemain, saya pikir dengan susunan pemain kami, kami dapat bermain sedikit lebih baik dari apa yang kami tunjukkan,” tandas Bielsa.
Sementara itu, berbeda dengan Bielsa, pelatih Kanada Jesse Marsch justru mengaku bangga dengan kemajuan yang telah dicapai Les Rouges -julukan lain Timnas Kanada- dalam waktu singkat. Hanya saja, sebutnya, para pemain Kanada kecewa dengan cara mereka memberikan kemampuannya pada pertandingan ini.
“Tapi saya sangat positif dengan mereka. Kami telah bersama selama lebih dari enam pekan. Kami datang ke pertandingan ini, memasukkan beberapa pemain baru ke dalam lapangan, bermain melawan salah satu tim terbaik di dunia, dan mendominasi pertandingan,” puji pelatih berkebangsaan Amerika Serikat itu.
“Kami masih merupakan tim yang muda. Jika Anda melihat tim mereka, mereka memiliki pemain-pemain berpengalaman di seluruh lini, pemain-pemain yang bermain di klub-klub besar, banyak pengalaman dalam memahami bagaimana menangani momen-momen tertentu. Dan kami masih terus mengembangkan hal itu,” tandas Marsch. (*)
