KabarBaik.co – Keluarga Sevi Ayu Claudia angkat bicara terkait pengakuan Syahrama, pembunuh Sevi, yang menyebut Sevi pernah menjanjikan bisa memasukkan seseorang menjadi PNS. Bantahan keras dilontarkan ibu kandung korban, Sumaiyah, yang meyakini tudingan tersebut hanya akal-akalan pelaku untuk mengaburkan motif sebenarnya.
“Pengakuan pelaku itu saya yakin bohong. Anak saya tidak mungkin seperti itu. Dia bukan orang yang kekurangan uang, bahkan sering membantu orang lain,” tegas Sumaiyah saat ditemui di rumah duka di Sekardangan, Sidoarjo, Rabu (30/7).
Menurut Sumaiyah, putrinya dikenal sebagai sosok mandiri dan dermawan. Selama ini, Sevi aktif membantu keluarga angkatnya di Mojokerto, termasuk memberikan uang bulanan untuk kebutuhan sehari-hari dua adik angkatnya.
“Sejak suami kakak saya meninggal, Sevi sering bantu,” tambahnya.
Hal itu dibenarkan oleh Khumaini, ibu angkat Sevi yang tinggal di Trowulan, Mojokerto. Ia mengatakan, terakhir kali menerima kiriman uang dari Sevi sebesar Rp 300 ribu pada akhir bulan lalu.
“Uangnya ditransfer melalui rekening tetangga. Sevi memang perhatian sekali,” ucap Khumaini dengan mata berkaca-kaca.
Diketahui, Sevi dibesarkan oleh keluarga angkat sejak usia satu bulan hingga duduk di bangku SMP, sebelum akhirnya kembali diasuh oleh orang tua kandungnya di Sidoarjo. Menurut keluarga, Sevi dikenal sopan dan tidak pernah terlibat urusan mencurigakan.
Sumaiyah mengungkapkan bahwa anaknya pergi menemui pelaku karena dijanjikan pekerjaan sebagai admin di sebuah tempat usaha. Sevi sempat menyampaikan kabar itu kepada ibunya beberapa hari sebelum kejadian tragis tersebut.
“Dia sempat bilang, ‘Ma, aku ditawari kerjaan admin di tempatnya temenku. Kerjanya cuma kalau ada barang masuk.’ Saya sempat senang karena pikir dia dapat penghasilan tambahan,” ujar Sumaiyah menirukan ucapan Sevi.
Fakta bahwa Sevi berniat bekerja ditegaskan pula oleh teman dekat Sevi, yang menerima tangkapan layar percakapan antara Sevi dan pelaku. Dalam chat itu, pelaku memang mengajak Sevi untuk bekerja di tempat fotokopi tempatnya bekerja.
Pihak keluarga menduga kuat bahwa pelaku sengaja memancing Sevi dengan iming-iming pekerjaan untuk melancarkan niat jahatnya. Dugaan adanya unsur perencanaan pun menguat, karena pelaku disebut langsung menganiaya Sevi setibanya di lokasi.
Atas kejadian ini, keluarga korban berharap pihak kepolisian tidak berhenti pada pengakuan sepihak dari pelaku. Mereka meminta penyelidikan dilakukan secara menyeluruh, termasuk menggali motif sebenarnya di balik pembunuhan keji tersebut.
“Kami hanya ingin keadilan untuk anak kami. Jangan sampai dia yang jadi korban, malah dibalik seolah-olah dia yang salah. Tolong ungkap semua dengan terang,” pungkas Sumaiyah.
Menurut keterangan polisi, motif di balik kasus itu adalah sakit hati pelaku karena Sevi tidak mengembalikan uang Rp 5 juta yang telah diberikannya.
Uang itu merupakan uang yang diminta Sevi yang telah menjanjikan korban untuk jadi PNS. Pada tahun 2023, Sevi menjanjikan kepada pelaku bahwa dirinya bisa membantu memasukkan pelaku sebagai PNS dengan syarat memberikan uang sebesar Rp 5 juta.
Namun hal tersebut tidak terealisasi. Pelaku pun meminta uangnya kembali, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang mendesak karena sang istri sedang mengandung.
Pelaku terus menagih uangnya, namun Sevi selalu mengulur waktu dengan jawaban ‘besok, besok, dan besok’.
Pada Sabtu (26/7) sore sekitar pukul 16.45 WIB, Sevi datang ke usaha fotokopi pelaku. Sevi masuk ke dalam toko dan langsung diajak pelaku menuju ruang kerja.
Di ruangan itulah pelaku menjalankan aksi kejinya. Tanpa banyak bicara, pelaku memukul Sevi secara brutal menggunakan alat pemotong kertas ke bagian belakang kepala.
Sevi sempat mencoba melawan, namun pelaku terus menghantamkan alat berat tersebut hingga Sevi tak berdaya dan akhirnya tewas di tempat. (*)