KabarBaik.co – Di tengah gempuran modernisasi, produksi kerajinan cor kuningan di Dusun Senen Selatan, Desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, tetap eksis dan bahkan menembus pasar internasional.
Usaha kerajinan cor kuningan UD Ganesa yang dikelola oleh Istono 64 tahun menjadi bukti nyata akan ketahanan warisan budaya ini.
Menurut Istono, usaha yang telah berdiri sejak tahun 1980 ini merupakan warisan turun temurun dari keluarganya. Ia dengan bangga melanjutkan tradisi yang telah dibangun oleh leluhurnya.
“Ini usaha turun temurun dari keluarga, saya melanjutkan apa yang sudah dibangun oleh keluarga saya terdahulu,” ujarnya saat ditemui pada Minggu (20/4).
Proses produksi kerajinan cor kuningan di UD Ganesa dilakukan secara massal berdasarkan pesanan konsumen. Dalam sehari, Istono dan timnya mampu menghasilkan 150 hingga 200 buah kerajinan dengan berbagai ukuran. Bentuk arca dan binatang menjadi primadona pesanan dari para pelanggannya.
“Paling laris itu bentuk arca sama binatang. Dua jenis itu paling banyak yang pesan. Kalau jenis yang bisa dipesan sangat banyak ada ratusan, tapi biasanya pelanggan pasti sudah mengerti apa yang msh dipesan,” jelasnya.
Tak hanya berjaya di pasar domestik, kualitas kerajinan cor kuningan UD Ganesa juga diakui di kancah internasional.
Istono mengungkapkan bahwa pihaknya secara rutin melakukan pengiriman pesanan ke berbagai negara di Eropa, Asia, hingga Amerika setiap enam bulan sekali, atau bahkan lebih sering tergantung permintaan. Harga jual ke luar negeri pun jauh lebih tinggi, mencapai tiga kali lipat dari harga lokal.
Menariknya, pelemahan nilai tukar rupiah justru memberikan angin segar bagi usaha Istono. Ia mengaku senang dengan kondisi ini karena harga jual produknya di pasar internasional menjadi lebih kompetitif.
“Jika penilaian mata uang rupiah menurutnya, justru malah saya yang senang karena ini nilai penjualannya di bawah standar sana. Jadi mungkin akan lebih banyak yang laku,” ungkapnya. Ia mencontohkan bagaimana krisis moneter tahun 90-an justru menjadi momentum peningkatan drastis bagi produksi kerajinannya.
Lebih lanjut, Istono menjelaskan bahwa industri kerajinan cor kuningan yang ia geluti tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar rupiah karena bahan baku yang digunakan tidak bergantung pada impor.
“Untuk bahan produksi yang kami gunakan itu kami beli dari pengepul rosokan di sekitar Mojoagung. Kami juga mengambil di luar Jombang seperti di Malang, Surabaya, Sidoarjo dan sekitarnya,” pungkasnya.
Kisah sukses UD Ganesa menjadi inspirasi bahwa warisan budaya dan kearifan lokal dapat terus berkembang dan berdaya saing di era globalisasi, bahkan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah dan negara.(*)