KabarBaik.co – Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melaksanakan kunjungan kerja reses ke Kantor PT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN) di Surabaya. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya strategis untuk memperkuat sektor perkebunan dan kehutanan melalui optimalisasi ekosistem Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam kunjungan tersebut, hadir jajaran manajemen PTPN Group yang terdiri dari PTPN III Holding, PT SGN, PTPN IV PalmCo, dan PTPN I SupportingCo.
Kunjungan kerja ini bertujuan untuk mengawasi pelaksanaan anggaran dan investasi negara, terutama di sektor-sektor strategis yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Rapat dibuka oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo, yang menegaskan bahwa BUMN di sektor perkebunan, kehutanan, dan infrastruktur transportasi darat harus memberikan kontribusi nyata, tidak hanya untuk negara tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat.
“Kami ingin memastikan bahwa kebijakan dan pengelolaan anggaran dilakukan secara efektif, efisien, dan memberikan dampak langsung bagi masyarakat luas. Ekosistem BUMN adalah mitra strategis negara dalam membangun ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Eko, Rabu (9/4).
Dalam sesi pemaparan, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara, Mohammad Abdul Ghani, menjelaskan transformasi besar yang dilakukan PTPN Group telah membuahkan hasil signifikan. Transformasi tersebut dilakukan melalui integrasi struktur menjadi entitas holding dan tiga subholding sebagaimana tertuang dalam Permenko No. 21 Tahun 2022 dan Perpres No. 40 Tahun 2023.
“Pada tahun 2024, PTPN Group mencatatkan laba sebesar Rp 3,26 triliun. Komoditas utama seperti sawit dan tebu menjadi penyumbang terbesar keuntungan ini,” kata Ghani.
Selain itu, komitmen PTPN Group terhadap program Swasembada Gula Konsumsi 2027 juga menjadi sorotan. PT SGN, sebagai salah satu entitas utama, mengelola empat dari sepuluh pabrik gula dengan rendemen tertinggi di Indonesia, yakni PG Modjopanggoong, PG Pradjekan, PG Ngadiredjo, dan PG Wonolangan.
Direktur Utama PT SGN, Mahmudi, mengungkapkan bahwa pada tahun 2025 pihaknya menargetkan produksi gula mencapai 1,01 juta ton dengan produktivitas tebu rata-rata sebesar 73,24 ton per hektar. Untuk mencapai target tersebut, SGN menjalankan program strategis seperti percepatan bongkar ratoon, penataan organisasi petani tebu, digitalisasi ekosistem tebu rakyat, hingga pelepasan varietas unggul baru. SGN juga meluncurkan program inkubasi “Agripreneur Tebu” untuk mendukung regenerasi petani tebu.
“Kami juga bekerja sama dengan Perhutani melalui program Agroforestry untuk menambah luas areal tanam tebu,” tambah Mahmudi.
Ketua Komisi VI DPR RI, Anggia Erma Rini, mengapresiasi pencapaian dan transformasi yang dilakukan PTPN Group. Ia menekankan pentingnya kesinambungan inovasi dalam pengembangan industri berbasis komoditas perkebunan untuk menunjang energi baru terbarukan.
“Kami mendukung langkah PTPN dalam mengembangkan bioetanol dari tebu serta diversifikasi produk sawit menjadi biogas, bioenergi, biodiesel, hingga sustainable aviation fuel (SAF). Ini adalah masa depan industri hijau yang harus kita bangun bersama,” kata Anggia.
Seluruh kebijakan ini telah tertuang dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) 2025–2029 yang berfokus pada keberlanjutan digital dan pertumbuhan. Komisi VI berharap langkah ini mampu mempercepat kemandirian pangan nasional, khususnya swasembada gula, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Mengakhiri kunjungan kerja, Komisi VI DPR RI menegaskan pentingnya konsistensi dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Tata kelola yang akuntabel dan transparan, baik di internal perusahaan maupun ekosistem eksternal, diyakini dapat menciptakan daya saing global yang lebih kuat.
Kegiatan ini menjadi momentum strategis dalam mendorong transformasi dan inovasi BUMN demi mewujudkan kemandirian sektor perkebunan dan kehutanan, sekaligus menjadikan industri ini sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.(*)