Kompor Jelantah dari Randuboto, Inovasi Hijau yang Tuai Apresiasi DLH Gresik

oleh -242 Dilihat
8bc56fe5 22ee 4227 80e4 e5c9a4010e74 scaled
Kepala Desa Randuboto Andhy Sulandra saat perkenalkan kompor dengan bahan bakar minyak jelantah. (Foto: Ist)

KabarBaik.co — Inovasi ramah lingkungan kembali hadir dari desa kecil di pesisir utara Gresik. Kelompok Pemelihara dan Pemanfaat (KPP) TPS3R Desa Randuboto, Kecamatan Sidayu, berhasil menciptakan kompor berbahan bakar minyak jelantah, yang selama ini hanya dianggap sebagai limbah rumah tangga.

Kompor alternatif ini menuai apresiasi langsung dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik Sri Subaidah. “Kami apresiasi inovasi dari Desa Randuboto tersebut,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (4/5).

Ia menyebut, kompor minyak jelantah ini bisa menjadi inspirasi bagi KPP TPS3R lainnya untuk terus melahirkan inovasi demi mendorong terwujudnya lingkungan yang lebih bersih.

DLH Gresik pun berencana menindaklanjuti inovasi ini dengan koordinasi lanjutan bersama pemerintah desa setempat. Bila dinilai efektif dan manfaatnya signifikan, kompor ini bisa diadopsi oleh desa-desa atau kelurahan lain di Kabupaten Gresik.

Kompor ini lahir dari persoalan sepele, namun akrab dialami banyak warga yaitu kehabisan gas elpiji saat hendak memasak. Penggagasnya, Kepala Desa Randuboto Andhy Sulandra, mengenang momen itu sebagai titik mula tercetusnya ide kompor jelantah.

“Saat itu istri saya mau masak, tapi gasnya habis. Ke toko juga kosong. Akhirnya saya pakai blek biskuit, dikasih minyak jelantah dan wajan, bisa buat goreng telur,” tutur Andhy. Dari eksperimen darurat itulah, ia bersama tim KPP TPS3R mulai menyusun rancangan kompor yang lebih aman dan efisien.

Desain kompor jelantah ini cukup sederhana namun fungsional. Tabung kompor terbuat dari besi, diisi minyak jelantah yang aliran tetesannya diatur lewat kran khusus. Untuk menyalakan, pengguna cukup membasahi tisu dengan sedikit minyak, menyalakannya, dan meletakkannya di tungku. Setelah panas, blower listrik dinyalakan untuk mengatur besar kecilnya api.

Bagi Andhy dan warganya, kompor ini bukan sekadar alat memasak. Ia adalah simbol kemandirian energi dan bukti bahwa limbah bisa bernilai, jika diolah dengan niat dan inovasi.

Kini, harapan besar digantungkan pada kelanjutan pengembangan alat tersebut. DLH Gresik membuka ruang dan mendukung untuk evaluasi lebih lanjut. Jika hasilnya memuaskan, bukan tak mungkin kompor jelantah ini akan menjadi model pengelolaan limbah rumah tangga di berbagai penjuru Gresik.

Di tengah krisis energi dan isu lingkungan yang makin mendesak, Desa Randuboto telah memberikan secercah terang. Dari jelantah yang kerap dibuang, kini menyala api perubahan.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Muhammad Wildan Zaky
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.