Mendekati Lebaran, Harga Bawang Merah di Jember Melambung Tinggi

oleh -162 Dilihat
IMG 20250329 WA0016
Ilustrasi bawang merah. (Ist)

KabarBaik.co – mendekati perayaan Hari Raya Idul Fitri, harga bawang merah di pasar tradisional Jember mengalami kenaikan harga cukup tinggi. Bahkan bisa mencapai Rp 50 per kilogram.

Salah satu pedagang di Pasar Tanjung Jember, Katiyem menuturkan, kenaikan harga bawang merah ini sudah terjadi sejak sepekan yang lalu.

“Naiknya minggu kemarin, sekarang tembus Rp 50 ribu per kilonya, padahal sebelumnya itu hanya Rp 34 sampai Rp 35 ribu per kilo,” kata Katiyem, Sabtu (29/3).

kabarbaik lebaran

Bahkan ia memprediksi bisa ada kenaikan lagi mengingat permintaan konsumen akan meningkat.

“Bisa jadi naik lagi kalau stok terus kosong. Pemicunya kenaikan harga ini biasanya ada kekosongan barang dari tengkulak karena bawang mereh rata-rata dari luar Kabupaten Jember, selain itu ya karena permintaan banyak juga,” ucapnya.

Katiyem mengaku selama ini memperoleh komoditas tersebut dari Probolinggo, Bondowoso dan Situbondo. Sementara tengkulak dari Malang kehabisan stok.

“Meskipun mahal, untungnya stoknya masih ada walaupun tidak banyak jumlahnya tetapi ada,” ulasnya.

Komoditas lain yang sekarang mahal selama bulan puasa di antaranya cabai merah sret Rp 80 ribu dan tomat senilai Rp 12 ribu per kilonya.

“Bawang Putih Rp 40 ribu, tidak naik. Kalau harga cabai ini sebetulnya relatif turun, karena hari pertama dan kedua harganya sempat Rp 140 ribu, cuma dua hari saja harga segitu,” imbuhnya

Sementara itu, Ratna, warga Tegal Besar Kaliwates Jember mengaku pusing karena pada ramadan bumbu dapur mulai naik, khususnya untuk pembuatan sambal.

“Bingung cara membagi uangnya untuk beli apa saja. Makan nggak pakai sambel nggak enak. Kalau pakai sambel, bahan-bahan sambelnya naik, ” keluhnya.

Pembeli di Pasar Tanjung Jember ini mengaku harus berhemat betul di tengah mahalnya bahan bumbu dapur, yang penting seluruh keluarga bisa makan dengan lauk cukup.

“Biasanya membeli ayam sekilo sekarang setengah kilo, karena uangnya digunakan untuk kebutuhan lain. Kalau mepet pun terkadang hanya lauk tahu tempe saja,” tutupnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Dwi Kuntarto Aji
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.