Menelusuri Jejak Sejarah Ash-Shiddiq, Pondok Pesantren Tertua di Jember

oleh -49 Dilihat
IMG 20251024 WA0002
Suasana di Ponpes Ash-Shiddiq Jember

KabarBaik.co – Di tengah hiruk pikuk modernitas, sebuah lembaga pendidikan Islam di Jember berdiri kokoh memancarkan aura sejarah dan tradisi yang tak lekang oleh waktu. Inilah Pondok Pesantren Ash-Shiddiq yang berada di Kelurahan Talangsari, Kecamatan Kaliwates, Jember. Ponpes ini bukan sekadar pesantren tertua di Jember, tetapi juga warisan spiritual dari seorang ulama besar dan pejuang agama, KH. Muhammad Shiddiq.

Akar sejarah pesantren ini tertanam kuat sejak awal abad ke-20. KH. Muhammad Shiddiq, seorang mubaligh kelahiran Lasem pada tahun 1854 adalah sosok di balik cikal bakal lembaga mulia ini. Perannya dalam menyebarkan ajaran Islam di Jember pada masanya sangatlah besar.

Titik balik pendirian pesantren terjadi pada tahun 1915 ketika Kyai Shiddiq memindahkan rumahnya ke daerah Talangsari. Para santri yang setia pun turut pindah dan lokasi inilah yang kemudian dikenal sebagai Pesantren KH. Shiddiq. Sejak saat itu, obor keilmuan terus menyala menerangi generasi demi generasi.

Sepeninggal KH. Muhammad Shiddiq pada tahun 1934, perjuangan dakwah dan pendidikan tidak lantas meredup. Justru, semangat itu diwariskan kepada putra-putri beliau yang banyak di antaranya juga menjadi ulama besar dan tokoh penting, termasuk KH. Achmad Shiddiq, yang kemudian dikenal luas sebagai Rais ‘Aam PBNU.

Warisan ini kemudian berkembang menjadi beberapa lembaga, dua di antaranya yang hingga kini masih eksis dan sangat dikenal adalah yang dirintis oleh Almarhum KH. Abd. Chalim Shiddiq, salah satu putra Kyai Shiddiq pada tahun 1931 di kompleks peninggalan sang ayah.

Salah satu penerus estafet kepemimpinan di kemudian hari, PPI-ASHTRA, kini diasuh oleh keturunan dari KH. Achmad Shiddiq, seperti KH. MB Firjaun Barlaman atau yang akrab disapa Gus Firjaun.

Ash-Shiddiq dan lembaga turunannya dikenal teguh memegang ajaran Ahlussunnah wal Jamaah Annahdliyah, menjadikannya pusat pendidikan yang memadukan keilmuan dan tradisi Nahdlatul Ulama.

“Melalui pesantren ini, KH. Muhammad Shiddiq dan keturunannya telah berhasil mencetak banyak santri, mendirikan banyak masjid, dan berkontribusi besar terhadap perkembangan Islam di Jember,” ujar cicit KH. Muhammad Shiddiq, Muhammad Ahmad Birbik Munajil Hayat, pada Jumat (24/10).

Pondok Pesantren Ash-Shiddiq yang termasuk pondok pesantren tertua di Kabupaten Jember telah berhasil melewati berbagai zaman. Pengasuh generasi keempat yang akrab disapa Gus Birbik itu mengungkapkan rahasia eksistensi pondok yang kini berusia lebih dari satu abad tersebut.

“Kunci eksisnya Ponpes Ash-Shiddiq sampai saat ini karena adanya pengaruh sejarah yang kuat,” jelasnya.

“Selain itu, kami juga masih memegang adat dan budaya sejak dulu yang sampai saat ini masih diterapkan di lingkungan ponpes,” tutupnya.

Secara keseluruhan, nama Ash-Shiddiq di Jember merupakan representasi dari warisan spiritual dan keilmuan yang tak ternilai dari KH. Muhammad Shiddiq dan keluarganya, sebuah permata sejarah yang terus mengabdi pada umat. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dwi Kuntarto Aji
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.