Mengupas Implementasi Kebijakan Fiskal dan Kinerja APBN Jawa Timur di Awal 2025

oleh -262 Dilihat
alco
Implementasi Kebijakan Fiskal Regional Jawa Timur

KabarBaik.co – Perekonomian Jawa Timur mencatat pertumbuhan sebesar 5,03 persen (yoy) pada Triwulan IV-2024. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan aktivitas produksi dan mobilitas masyarakat. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga mendominasi, sementara dari sisi penawaran, industri pengolahan tetap menjadi sektor utama. Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah DJP Jawa Timur, Sugeng Pamilu Karyawan mengatakan Jawa Timur juga berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional, menyumbang 14,39 persen dari total PDB Indonesia.

Ditegaskan Sugeng Pamilu Inflasi Jawa Timur pada Januari 2025 tercatat sebesar 1,06 persen (yoy), menunjukkan perbaikan signifikan. Komoditas yang menjadi penyumbang inflasi utama meliputi daging ayam ras, minyak goreng, dan cabai rawit. “Dalam perdagangan internasional, nilai ekspor pada Desember 2024 mencapai 2,10 miliar dolar, sedangkan impor sebesar 2,77 miliar dolar,” tegasnya, Kamis (27/2).

Hingga Januari 2025, pendapatan negara di Jawa Timur mencapai Rp19,49 triliun atau 6,86% dari target. Pendapatan ini terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp 19,05 triliun (6,83 persen dari target) dan PNBP sebesar Rp 445,23 miliar (8,4 persen dari target). Pajak Penghasilan Non-Migas dan PPN/PPnBM menjadi kontributor utama.

Di sisi lain, belanja negara mencapai Rp 12,16 triliun atau 9,72 persen dari pagu. Belanja ini terdiri dari belanja kementerian/lembaga sebesar Rp 1,5 triliun dan transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp 10,66 triliun. Alokasi belanja difokuskan pada efisiensi, termasuk digitalisasi untuk mendukung birokrasi dan produktivitas.

Penerimaan Bea Cukai mencapai Rp 11,99 triliun (8,06 persen dari target), tumbuh 10,62 persen (yoy). Pertumbuhan ini didukung oleh kenaikan penerimaan cukai, bea masuk, dan bea keluar, termasuk ekspor produk turunan CPO. Selain itu, pajak rokok dan dana sawit masing-masing menyumbang Rp 1,1 triliun dan Rp 52,84 miliar.

Realisasi transfer ke daerah mencapai Rp 10,66 triliun (12,77 persen dari pagu), tumbuh 10,33 persen (yoy). Dana Alokasi Umum (DAU) naik signifikan sebesar 21,92 persen (yoy) menjadi Rp 6,26 triliun. Namun, beberapa komponen seperti Dana Desa dan DAK Fisik belum terealisasi karena menunggu petunjuk teknis dari pemerintah pusat.

Jawa Timur menunjukkan kinerja ekonomi dan fiskal yang solid di awal 2025. Kendali inflasi, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan pengelolaan APBN yang efisien menjadi sorotan positif. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam optimalisasi realisasi transfer dan penggunaan dana desa. Dengan langkah strategis yang tepat, Jawa Timur berpotensi terus menjadi lokomotif ekonomi di Indonesia.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.