KabarBaik.co – Dunia modern tak sepenuhnya mampu menghapus jejak mistisisme yang masih dipercaya sebagian masyarakat Indonesia. Tradisi pengobatan dan penyelesaian masalah dengan cara gaib tetap hidup di kalangan tertentu, menjadi saksi betapa kuatnya pengaruh leluhur Nusantara dalam kehidupan saat ini.
Di sebuah sudut sentra batu akik dan permata di Jalan Pasar Turi, Surabaya berdiri sebuah toko kecil milik Irwan yang sejak 1990 telah menjual berbagai alat tradisional untuk keperluan non medis. Di toko tersebut, pengunjung dapat menemukan barang-barang unik seperti keris, bawang merah buatan, hingga jimat.
“Sudah sejak 1990-an saya menjual alat-alat tradisional ini,” kata Irwan saat ditemui di tokonya, Selasa (19/11).
Barang-barang yang dijual Irwan memiliki harga bervariasi, tergantung keunikan dan motifnya. Keris, misalnya, dibanderol mulai dari Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu.
“Untuk harga keris, mulai dari Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu, tergantung motifnya,” jelasnya.
Nur Setiawan, pemerhati sejarah Surabaya mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia masih erat dengan tradisi Nusantara yang diwariskan turun-temurun. Tradisi ini melahirkan berbagai cara unik dalam menghadapi persoalan hidup, termasuk pengobatan alternatif saat cara medis dianggap tak memberikan solusi.
“Jika seseorang sakit dan tidak kunjung sembuh meski sudah ditangani secara medis, seringkali hal ini dikaitkan dengan unsur gaib. Mereka akan mencari bantuan paranormal sebagai alternatif penyembuhan,” ujar Wawan, sapaan akrabnya.
Di tangan paranormal, si sakit akan didiagnosis dan diobati menggunakan metode tradisional yang telah dilakukan oleh para leluhur. Proses ini melibatkan penggunaan alat-alat mistik, yang dipercaya sebagai perantara dalam pengobatan.
“Peralatan seperti jimat, keris, dan perlengkapan tradisional lainnya sering digunakan sebagai media dalam proses penyembuhan,” tambahnya.
Bagi sebagian orang, pengobatan dengan metode ini mungkin sulit diterima oleh logika. Namun, bagi mereka yang percaya, cara ini dianggap sebagai jalan alternatif yang bisa membawa harapan meski hasilnya belum tentu sesuai harapan.
Tradisi ini menunjukkan bahwa budaya mistik tetap memiliki tempat di hati masyarakat, meski dunia terus berkembang. Dari sudut kecil di Surabaya hingga ke pelosok Nusantara, alat mistik seperti keris dan jimat menjadi simbol penghubung antara manusia, alam gaib, dan kekuatan tak kasatmata.
Di balik segala keunikan dan kontroversinya, pengobatan non medis ini tak hanya mencerminkan kepercayaan, tetapi juga melestarikan warisan leluhur yang tak tergantikan. Bagi mereka yang percaya, alat-alat ini bukan sekadar benda, melainkan jembatan menuju harapan dan jawaban atas persoalan hidup. (*)